BACA JUGA:Usai Demo Kantor Bank Bengkulu, Pengunjukrasa Segel Ruang Kerja Plt Bupati Lebong
BACA JUGA:Ribuan Massa Gelar Aksi Depan Bank Bengkulu, Tuntut Kejelasan Pencairan Anggaran
2. Menyebabkan kesulitan dalam mengambil keputusan
Overthinking sering kali menghambat kemampuan seseorang dalam mengambil keputusan.
Seseorang yang terus-menerus memikirkan semua kemungkinan dan konsekuensi dari tindakan yang akan diambil cenderung terjebak dalam kebingungan.
Ini disebut sebaga paralisis analisis di mana seseorang tidak dapat bergerak maju karena terlalu banyak menganalisis situasi.
Misalnya, seseorang yang ingin membeli rumah baru mungkin akan memikirkan segala aspek dari keputusan tersebut, seperti harga, lokasi, keamanan, hingga kemungkinan perubahan harga di masa depan.
Akibatnya, mereka menjadi ragu-ragu dan bahkan bisa saja kehilangan kesempatan yang sebenarnya sangat baik. Ketidakmampuan untuk bertindak ini bisa membuat seseorang merasa semakin frustrasi, memperburuk kepercayaan diri, dan akhirnya merugikan diri sendiri.
3. Merusak kesehatan mental secara keseluruhan
Overthinking secara bertahap dapat mengarah pada gangguan mental seperti depresi dan gangguan kecemasan umum. Ketika seseorang terus-menerus memikirkan kesalahan masa lalu atau kekhawatiran tentang masa depan, mereka cenderung kehilangan momen-momen berharga di masa kini.
BACA JUGA:Sering Sakit Leher? Jangan Anggap Sepele, Mungkin Pertanda Penyakit Ini
Fokus yang terlalu berlebihan pada hal-hal yang berada di luar kendali dapat memicu perasaan putus asa dan kelelahan mental.
Sebagai contoh, orang yang overthinking cenderung terus memikirkan apa yang seharusnya mereka katakan atau lakukan dalam suatu peristiwa yang telah berlalu. Akibatnya, mereka menjadi terlalu keras pada diri sendiri, merasa tidak cukup baik, dan akhirnya menarik diri dari lingkungan sosial. Pikiran-pikiran negatif ini menciptakan ruang yang subur untuk berkembangnya depresi.
Selain itu, ketidakmampuan untuk melepaskan pemikiran yang terus-menerus ini sering kali membuat seseorang merasa terisolasi.
Mereka merasa bahwa orang lain tidak memahami apa yang sedang mereka alami, sehingga lebih memilih untuk menyendiri. Isolasi ini dapat memperburuk perasaan cemas dan tertekan, menciptakan kondisi mental yang semakin buruk.