BENTENG,KORANRB.ID - Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) telah memulai persiapan peberangkatan Calon Jemaah Haji (CJH) tahun 2025.
Diawali tahapan pemeriksaan kesehatan para CJH Kabupaten Bengkulu. Rencananya, tes kesehatan CJH pada awal tahun 2025, sebelum dilakukan pelunasan biaya perjalanan ibadah haji atau Bipih.
Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Benteng, Drs. H. Zainal Abidin, MH melalui Kepala Seksi (Kasi) Penyelenggara Haji dan Umrah, H. Kharnolis S.Sos menjelaskan, rangkaian tes kesehatan harus dilakukan setiap CJH.
Sebab, hasil dari tes kesehatan inilah yang akan menjadi dasar apakah CJH bisa berangkat ke tanah suci atau tidak.
BACA JUGA:Antisipasi Lonjakan Nataru, Rakayasa Lalu Lintas Mulai Dirancang
BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Lepas 106 Atlet Bengkulu, Bertanding di Prapopnas Solo
“Tes kesehatan merupakan tahapan yang penting untuk menentukan CJH jadi berangkat atau tidak. Apabila dalam tes kesehatan nantinya ada CJH yang ditemukan tidak memenuhi ketentuan atau sakit yang serius, maka dipastikan tak dapat berangkat,” ujarnya.
Beberapa contoh sakit yang bisa menyebabkan CJH batal berangkat, diantarnya mengidap TBC yang parah dan gagal ginjal.
Apabila CJH dinyatakan tak layak berangkat, maka tidak diperkenankan melakukan pelunasan Bipih.
Sebaliknya, apabila hasil tes kesehatan tidak ditemukan penyakit yang serius, barulah CJH diarahkan melakukan pelunasan Bipih.
“Tes kesehatan ini menjadi penentu, apakah CJH akan berangkat atau tidak. Apabila jadi berangkat maka langsung dilanjutkan dengan pelunasan. Kalau tak jadi berangkat, maka tak usah membayar biaya berangkat haji,” jelas Kharnolis.
BACA JUGA:Kembangkan Benih Inpari 32, BPSIP Ajak Masyarakat Lakukan Ini
BACA JUGA:3 Wakil Indonesia Tembus Semifinal Korea Masters 2024
Sebelumnya, Kharnolis juga sudah menyampaikan, berdasarkan data dari Kanwil Kemenag Provinsi Bengkulu, kuota haji Kabupaten Bengkulu Tengah tahun 2025 sebanyak 63 jemaah atau sekitar 70 persen dari total kuota haji Bengkulu Tengah tahun sebelumnya.
Namun kuota ini bersifat sementara, artinya bisa jadi ada penambahan kuota seiring perjalanan persiapan pemberangkatan Jemaah haji Indonesia.