Selain itu dengan ukurannya yang besar dan seragam mempermudah pemasangan dan mengurangi waktu kerja.
BACA JUGA: Irigasi Sayap Kiri Bendung Manjunto Ditutup 1 Bulan, Petani Diarahkan Tanam Palawija
BACA JUGA:Hadiri Workshop di Benteng, Ketua DPD RI Sultan B Najamudin Sampaikan Ini
Bata ringan iji juga memiliki ketahanan terhadap api yang baik, menjadikannya lebih aman untuk bangunan modern.
Meski memiliki kelebihan, bata ringan juga memiliki kekurangan, mulai dari biaya awal lebih tinggi, harga per unit bata ringan lebih mahal dibandingkan bata merah.
Proses pembuatan yang kompleks membutuhkan teknologi canggih, sehingga tidak semua daerah dapat memproduksinya.
Bata ringan juga lebih mudah retak atau patah jika tidak ditangani dengan hati-hati.
BACA JUGA:Seleksi PPPK Gelombang II Desember, Gelombang I Tunggu Hasil Perankingan
BACA JUGA:Kejari Lebong Tetapkan 4 Tersangka Tambahan, Korupsi KUR BRI Unit Tes Jilid II dan Jilid III
Sedangkan untuk pemasangan bata ringan memerlukan perekat khusus berupa mortar instan yang dicampur dengan air.
Prosesnya cepat karena ukuran bata yang besar dan presisi dimensi yang tinggi.
Setelah dipasang, dinding bata ringan memerlukan finishing berupa plesteran tipis. Untuk harga secara umum, biaya per unit bata ringan lebih mahal.
Namun, efisiensi waktu pemasangan dan pengurangan penggunaan bahan tambahan seperti plester bisa menekan biaya keseluruhan.
Bata merah adalah material bangunan tradisional yang terbuat dari tanah liat yang dicetak, dikeringkan, dan kemudian dibakar dalam suhu tinggi.
Pengolahan bata merah umumnya dilakukan secara manual atau semi-mekanis, menjadikannya pilihan utama di banyak daerah karena mudah didapatkan.
Memiliki ukuran standar dengan dimensi bata merah biasanya 17 x 7 x 3,5 cm, meskipun ukuran bisa bervariasi tergantung produsen.