Dengan bobot lebih berat dibandingkan bata ringan, dan kepadatan sekitar 1.600-1.800 kg/m³.
Sedangkan untuk keunggulan Bata merah memiliki kekuatan tekan tinggi, membuatnya tahan terhadap tekanan dan beban berat.
Produksi lokal dan ketersediaannya yang melimpah membuat bata merah lebih mudah diakses di banyak daerah.
Untuk proyek skala kecil atau di daerah terpencil, bata merah sering kali menjadi pilihan yang lebih ekonomis.
Berbicara bata merah, karena ukuran yang lebih kecil membutuhkan waktu lebih banyak dalam pemasangan, sehingga tidak efisien untuk pekerjaan yang membutuhkan waktu yang singkat.
Bata merah juga cenderung menghantarkan panas dan suara, sehingga tidak ideal untuk bangunan yang membutuhkan isolasi tinggi.
Selain itu juga bata merah membutuhkan struktur pondasi yang lebih kuat untuk menopang beratnya.
Untuk pemasangan bata merah memanfaatkan campuran pasir dan semen sebagai perekat.
Karena ukurannya kecil, proses ini membutuhkan lebih banyak tenaga kerja dan waktu.
Setelah pemasangan, dinding biasanya dilapisi plester dengan ketebalan lebih untuk meratakan permukaan.
Meskipun harga per unit lebih murah, biaya tenaga kerja dan bahan perekat lebih tinggi, sehingga total biaya proyek bisa meningkat.
Pilihan antara bata ringan dan bata biasa tergantung pada kebutuhan proyek dan kondisi lokal.
Jika anda mencari material modern dengan kecepatan pengerjaan tinggi dan isolasi yang baik, bata ringan adalah pilihan ideal.
Namun, jika mempertimbangkan kekuatan tekan dan ketersediaan material lokal, bata biasa tetap menjadi solusi yang efektif.
Dengan memahami karakteristik masing-masing, anda dapat menentukan material yang paling sesuai untuk kebutuhan konstruksi anda, baik dari segi efisiensi, biaya, maupun hasil akhir.