Di Desa Tenganan, Bali, ada tradisi unik bernama Mekare-kare atau Perang Pandan. Para pria menggunakan daun pandan berduri sebagai senjata dan saling bertarung sambil mengenakan kain khas.
Ritual ini dilakukan untuk menghormati Dewa Indra, dewa perang dalam kepercayaan Hindu, serta untuk menunjukkan keberanian dan solidaritas.
BACA JUGA:Bingung Pilih Bata Ringan atau Bata Merah untuk Kontruksi, Berikut Ulasannya
BACA JUGA:Mitos Potong Rambut Saat Hamil Akan Buat Anak Lahir Kurang Normal, Ini Penjelasannya
8 Lompat Batu (Nias, Sumatera Utara)
Lompat batu adalah tradisi masyarakat Nias yang melibatkan pemuda melompati tumpukan batu setinggi dua meter.
Tradisi ini dulunya merupakan bagian dari persiapan perang, di mana kemampuan melompati batu menunjukkan keberanian dan kekuatan seorang pria. Kini, lompat batu menjadi atraksi budaya yang menarik perhatian wisatawan.
9 Tradisi Ma’nene (Toraja, Sulawesi Selatan)
Tradisi Ma’nene adalah ritual pembersihan jenazah leluhur yang dilakukan masyarakat Toraja. Jenazah yang telah diawetkan diganti pakaiannya dan diarak keliling desa sebagai bentuk penghormatan.
Meski terlihat menyeramkan, Ma’nene mencerminkan hubungan erat antara masyarakat Toraja dengan leluhur mereka.
10 Tabuik (Pariaman, Sumatera Barat)
Tabuik adalah tradisi memperingati Asyura, yaitu hari wafatnya cucu Nabi Muhammad, Imam Husain.
BACA JUGA:Dikenal Memiliki Jaring yang Kuat, Berikut 7 Fakta Laba-Laba Janda Hitam
BACA JUGA:8 Negara Ini Awalnya Satu Wilayah Namun Akhirnya Cerai Berai, Berikut Ini Alasannya
Ritual ini melibatkan pembuatan replika kuda bersayap besar yang disebut Tabuik, yang kemudian diarak dan dibuang ke laut. Prosesi ini penuh semangat dan emosi, dengan pengikut yang sering kali menangis saat puncak acara berlangsung.
Tradisi ekstrem ini mengajarkan untuk melihat keunikan budaya dengan sudut pandang yang lebih dalam, menghargai maknanya, dan memahami akar spiritual yang melekat di dalamnya. Semoga warisan budaya ini terus lestari di tengah perubahan zaman.