KORANRB.ID - Pernikahan dengan sepupu, atau yang sering disebut sebagai perkawinan sepupu, telah menjadi perdebatan di berbagai masyarakat.
Dalam beberapa budaya, pernikahan ini dianggap wajar dan diterima, bahkan dianjurkan.
Namun, di sejumlah masyarakat lain, terutama di Indonesia, berkembang mitos bahwa menikah dengan sepupu akan membawa kesialan.
Kesialan yang dimaksud sering kali berupa masalah keluarga, kesulitan ekonomi, atau keturunan yang dianggap tidak normal.
Meskipun mitos ini tidak memiliki dasar ilmiah, kepercayaan tersebut terus berkembang karena dipengaruhi oleh tradisi, budaya, dan pemahaman yang kurang tepat tentang genetika.
BACA JUGA:Diserbu Warga, Program Bagi-Bagi Ikan Gratis Pindah Lokasi Alun Alun Arga Makmur
BACA JUGA:5 Cara Menjaga Kesehatan Tubuh Anak Agar Tidak Mudah Sakit
Berikut KORANRB.ID akan memberikan penjelasan lengkap mengenai mitos ini.
Di banyak daerah di Indonesia, menikah dengan sepupu sering dianggap melanggar norma sosial atau adat tertentu.
Hubungan kekeluargaan dalam adat Indonesia sangat erat, dan menikah dengan sepupu dianggap sebagai tindakan yang dapat merusak struktur keluarga besar, misalnya dengan menciptakan konflik atau mengganggu pembagian warisan.
Dalam tradisi lisan masyarakat, ada kepercayaan bahwa menikah dengan orang yang terlalu dekat secara darah, seperti sepupu, dapat membawa kualat atau kesialan.
Hal ini sering dikaitkan dengan pandangan bahwa pernikahan semacam itu tidak wajar atau melanggar norma moral.
Beberapa interpretasi agama atau kepercayaan lokal menganggap pernikahan dengan sepupu sebagai sesuatu yang tidak diperbolehkan atau tabu.
Misalnya, di beberapa komunitas, sepupu dianggap seperti saudara dekat sehingga pernikahan di antara mereka dianggap melanggar batas-batas moral.
Secara ilmiah, menikah dengan sepupu memang memiliki risiko genetik yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasangan yang tidak memiliki hubungan darah.