BENGKULU, KORANRB.ID – Pemerintah Kota Bengkulu berancana akan mengadopsi teknologi pengelolaan sampah dan air dari perusahaan Non Governmental Organization (NGO) Swiss Green Projects (SGP).
Hal ini dilakukan untuk menangani permasalahan pengelolaan sampah dan pemutakhiran sistem pengelolaan air di Kota Bengkulu yang saat ini belum bekelanjutan tanpa proses yang menimbuklan polusi diudara.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bengkulu, Drs. Riduan, M.Si saat diwawancarai RB, saat berkunjung ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah Air Sebakul, Selasa (24/10).
BACA JUGA:Gaji PPPK 2024 Kurang, Ajukan Tambahan DAU ke Pusat
“Sampah kita per hari diangka 400 ton, dan ini memerlukan penanganan yang cepat, agar sampah yang dihasilkan dapat diolah ke sesuatu yang bernilai ekonomi,” ungkapnya.
Teknologi pengelolaan sampah dan Air dari SGP bisa diterapkan di TPA. Dimana TPA satu atau dua tahun kedepan akan overload.
“Kita menunggu dahulu, kita setuju sekali teknologi tersebut diterapkan, tetapi saat ini sedang dikaji, karena memerlukan beberapa penyesuaian,” ungkapnya.
Projek tersebut disinyalir dapat mengatasi permasalahan sampah di Kota Bengkulu. Agar dapat dilakukan pengelolaan sehingga bernilai ekonomi.
BACA JUGA:Kasus Firli Masih Ditangani Polda Metro Jaya
“Dalam perhitungan, dari sampah yang dihasilkan dapat 400 ton, dapat terkelola 40 ton dengan satu mesin saja,” ujarnya.
Saat ini, DLH sedang menyiapkan apa saja yang akan diperlukan dalam penerapan Waste Management Project (WWP). Ia menjelaskan, harus ada setidaknya 4 hektare tanah untuk mendukung WWP dapat diterapkan.
“Kita coba pelajari, dan tidak menutup kemungkinan, 2024 sudah dapat kita adopsi teknologi tersebut,” ujarnya.
BACA JUGA:BPDAS Kucurkan Rp 255 Juta untuk Kelompok Tani Hutan
Ditempat yang sama, Direktur Tirta Hidayah Kota Bengkulu, Samsu Bahari menjelaskan teknologi yang ditawarkan bisa menekan biaya produksi air bersih Tirta Hidayah Kota Bengkulu untuk masyarakat sebagai pelanggan.
“Teknologi tersebut bernama Water Kiosk, yang mana teknologi produksi air bersih yang canggih, saya contohkan, dapat menyaring dan memproses 100 persen air yang masuk, dengan hasil 40 persen dapat diminum secara langsung, dan 60 persen berupa air bersih,” ujarnya.