KORANRB.ID – Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) menyetujui pembentukan tiga KEK baru. Yakni, KEK Setangga, KEK Tanjung Sauh, dan KEK Nipa.
Menko Perekonomian yang juga menjabat Ketua Dewan Nasional KEK Airlangga Hartarto menjelaskan, selanjutnya pihaknya akan merekomendasikan pembentukan tiga KEK kepada presiden untuk ditetapkan melalui peraturan pemerintah.
BACA JUGA:Kejar Jadi Produsen Kakao Terbesar Dunia
Penetapan tiga KEK baru tersebut dinilai telah memenuhi persyaratan sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus serta diproyeksikan dapat mendorong perekonomian wilayah dan menciptakan lapangan kerja baru.
’’Setelah KEK ditetapkan, akan diberikan waktu paling lama tiga tahun sampai KEK siap beroperasi dan dilakukan evaluasi pembangunan setiap tahun,” ujar Airlangga di Jakarta kemarin (1/12).
BACA JUGA:Sampoerna Operasikan 10.550 Panel Surya Diatas Lahan 7 Hektare
Usulan pertama yang disetujui adalah KEK Setangga, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, yang memiliki luas lahan 668,3 hektare. Target realisasi investasi Rp 67,69 triliun. Kawasan itu digadang-gadang menyerap 78.999 tenaga kerja sampai 2053. KEK Setangga diusulkan PT Dua Samudera Perkasa yang bergerak di bidang pertambangan, transportasi udara, hingga infrastruktur dan manufaktur.
KEK Setangga dinilai memenuhi persyaratan karena telah menguasai lahan lebih dari 50 persen. Selain itu, sudah ada investor utama, PT Anugrah Barokah Cakrawala dan PT Jhonlin Agro Raya.
BACA JUGA:Didukung Kinerja Industri Lebih Tinggi, Tahun Depan Ekonomi Masih di Atas 5 Persen
’’Hasil produksi pelaku usaha di dalamnya diproyeksikan mampu memberikan kontribusi ekspor serta menyubstitusi impor sesuai dengan rencana bisnis pada kegiatan industri produk refinery dan biodiesel, fraksinasi, industri karet dan smelter nikel, industri besi, serta industri plywood,’’ jelas Airlangga.
Pembentukan KEK Tanjung Sauh, Batam, Kepri, diusulkan PT Batamraya Sukses Perkasa. Komitmen realisasi investasi Rp 199,6 triliun dan akan menyerap 366.087 tenaga kerja sampai 2053. Kawasan itu memiliki rencana bisnis pengembangan industri komponen elektronik, industri perakitan dan industri berat, serta pengembangan energi PLTU dan solar panel sebagai pusat industri dan logistik penghubung Batam–Bintan. PT Panbil Utilitas selaku investor utama berkomitmen dengan target konstruksi rampung pada 2024 dan KEK mulai beroperasi pada 2027.
BACA JUGA:BPIH Rp 93,4 Juta, Jamaah Bayar Rp 56 Juta, Skema Biaya Haji Bisa Dicicil
Terakhir adalah KEK Nipa di Batam, Kepri, yang mengoptimalkan peluang ekonomi di pulau terluar yang strategis. KEK ini memiliki rencana bisnis cargo trading dengan penjualan finished goods ataupun intermediate goods untuk diserahkan ke pembeli dalam jumlah besar dan bunker trading dengan penjualan BBM ke kapal-kapal yang berlabuh di kawasan Nipa.
KEK ini memiliki komitmen target investasi Rp 16,46 triliun dan diproyeksikan menyerap tenaga kerja hingga 40.949 orang sampai 50 tahun. ’’Ketiga KEK yang disetujui diharapkan mampu mendukung ekosistem usaha di sekitar kawasan,’’ tutur Airlangga.
BACA JUGA: Kelangkaan BBM Berimbas pada Bisnis Logistik