KEPAHIANG, KORANRB.ID - Dilintasi aliran Sungai Musi di sebagian besar wilayahnya, Kabupaten Kepahiang tetap tak mampu mengoptimalkan potensi budidaya ikan air tawar.
Selama ini, pasokan ikan air tawar justru banyak didatangkan dari wilayah kabupaten tetangga.
Seperti Kabupaten Bengkulu Utara, hingga Lubuklinggau ataupun Musirawas (Sumsel).
Fenomena di atas tercermin saat Inspeksi mendadak (Sidak) yang dipimpin langsung Wakil Bupati (Wabup) Kepahiang, H. Zurdi Nata, S.Ip didampingi Ketua DPRD Kepahiang Igor Gregory Dayefiandro, unsur Forkopimda dan pejabat terkait lainnya di lingkungan Pemkab Kepahiang, Senin 16 Desember 2024 siang di Pasar Kepahiang.
BACA JUGA:Asik Nunggu Durian Runtuh, Warga Talo Tak Sadar Motornya Digondol Maling
Hal ini jadi perhatian serius Wabup Nata, saat bercengkrama langsung dengan pedagang ikan di Pasar Kepahiang.
Menurutnya pula, dengan potensi yang ada sudah sewajarnya para pedagang mendapatkan pasokan ikan langsung dari Kabupaten Kepahiang.
"Kita ini kan berada di wilayah yang kaya dengan air.
Tapi ikan yang masuk ke pasar, justru bukan dari Kepahiang," kata Nata.
BACA JUGA:Dorong Minat Pelajar di Bengkulu Kuasai Robotik dan AI
Kondisi yang sama terjadi dengan komoditi ayam potong. Pasokan di Pasar Kepahiang, juga banyak didatangkan dari luar daerah hingga Sumatera Barat.
"Ini akan jadi perhatian kita. Untuk pakan misalnya, akan lebih bagus kita sendiri yang memproduksi dan mengirimkan ke luar," tambah Wabup.
Terkait komoditi ikan, Pemkab Kepahiang sejatinya telah lama memiliki Balai Benih Ikan (BBI) di Penanjung Panjang.
Namun, entah bagaimana BBI tak pernah sanggup menjadikan Kabupaten Kepahiang sebagai sentra ikan untuk memenuhi kebutuhan ikan di wilayah sendiri.