Polusi Asap dan Limbah PT AIP Resahkan Warga, HMI: APH, USUT!

Rabu 25 Dec 2024 - 22:33 WIB
Reporter : M.Zulkarnain Wijaya
Editor : Riky Dwiputra

BACA JUGA:Pembersih Udara! Berikut 5 Fakta Unik Sirih Gading

Polutan udara dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan kulit, terutama jika konsentrasinya tinggi. Anak-anak yang tinggal dekat pabrik lebih rentan terhadap dampak asap, termasuk gangguan perkembangan paru-paru dan daya tahan tubuh.

Berkaitan dengan dampak terhadap munculnya ISPA. Kepala UPT Puskesmas Tumbuan Kabupaten Seluma, Santoso, SKM membenarkan, bahwa diwilayah kerjanya memang penyakit ISPA selalu menjadi penyakit terbanyak dari total top 10 penyakit di Puskesmas Tumbuan dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, yakni rentang 2022 - 2024.

Pada tahun 2022 mencapai 458 kasus, tahun 2023 mencapai 366 kasus dan tahun 2024 sejauh ini mencapai 425 kasus, kemungkinan jumlah tersebut semakin bertambah lantaran bulan Desember masih dalam proses perjalan.

"Dari 10 penyakit tertinggi ditangani Puskesmas Tumbuan, penyakit ISPA memang selalu tertinggi dalam kurun waktu 3 tahun terakhir. Tahun 2022 lalu termasuk paling banyak yakni 458 kasus dibandingkan 2 tahun terakhir,"sampai Santoso.

Santoso menjelaskan bahwa penyakit ISPA merupakan penyakit yang menyerang saluran pernapasan, mulai dari hidung hingga paru-paru, dalam jangka waktu yang relatif singkat. 

Adapun penyebab penyakit ISPA banyak ragamnya, mulai dari infeksi virus seperti influenza, rhinovirus, adenovirus, dan coronavirus. Alergen seperti serbuk sari, bulu hewan, atau bahan kimia yang mengiritasi saluran pernapasan.

Termasuk polusi udara dari paparan asap. Anak-anak, lansia, atau penderita penyakit kronis lebih rentan terkena ISPA.

"Banyak penyebab terjadinya ISPA, kalau dari asap memang bisa saja namun dari faktor penyebab lainnya juga berpeluang cukup besar. Jadi kita tidak bisa menyimpulkan langsung bahwa penyebabnya karena asap,"ungkap Santoso. 

Adanya dugaan limbah CPO dari PT AIP juga membuat sebagian masyarakat resah, lantaran limbah diduga mengalir dan merusak ekosistem di aliran sungai gasan yang posisinya tepat melintasi pabrik PT AIP.

Dari penjelasan warga, sebelum adanya pabrik PT AIP, aliran sungai gasan memiliki warna yang cukup jernih .

Namun saat ini kondisinya sudah berubah 180 derajat. Aliran Sungai Gasan menjadi keruh dan cenderung berwarna coklat kehitaman disertai buih.

RB juga sempat mendatangi lokasi aliran Sungai Gasan yang diduga tercemar limbah. Hasilnya memang tidak jauh berbeda dengan pernyataan masyarakat, terlihat bahwa air Sungai Gasan sudah berminyak, berwarna coklat kehitaman diserta buih buih dan tidak terlihat adanya hewan yang bersarang didalamnya.

Bahkan ketika dasar aliran sungai dikorek menggunakan kayu, terlihat lumpur hitam yang menyeruak kepermukaan air, termasuk juga dipinggiran anak sungai terdapat bercak kehitaman yang diduga merupakan limbah.

Hingga saat berita ini diturunkan, pihak perusahaan membantah adanya dugaan asap maupun limbah CPO tersebut.

Humas PT AIP, Raffles mengaku hasil pengolahan di pabrik memang mengeluarkan asap, namun itu berasal dari kerjel saat proses steam dilakukan, setelah itu dilakukan maka kualitas udara sudah normal lagi, bahkan mereka mengklaim sudah melakukan uji kualitas mutu udara dan hasilnya masih dibawah ambang batas.

Kategori :