KORANRB.ID – Keluhan jual beli atau sewa lapak Pedagang Kaki Lima (PKL) di Pasar Minggu Kelurahan Belakang Pondok kembali mencuat.
Diduga, lapak yang diperjual belikan tersebut lokasinya di bahu jalan seputar Pasar Minggu. Pasalnya, bisnis jual beli lapak tersebut sudah menjadi rahasia umum di kalalngan PKL, dan pedagang lain.
BACA JUGA:Tamsil Rp 500 Ribu Perbulan Urung, Zulkarnain: Kita Perjuangkan di APBD-P 2024
Salah seorang pedagang pemilik kios yang meminta identitasnya disamarkan berinisial RL (41) menerangkan jual beli lapak sudah berlangsung lama, tanpa ada penindakan tegas.
Upaya pelaporan dan keluhan sudah sering mereka lancarkan namun hasilnya nihil.
BACA JUGA:Perdana, Natal Dirayakan Kejati Bengkulu, Wakajati: Tujuan Utama Mempererat Tali Persaudaraan
“Sudah sering kami melakukan pelaporan, namun tidak ada hasilnya. Malahan kami memilih diam saja karena menyangkut keamanan kami, diam aja,” keluhnya.
Pasalnya, pedagang takut dengan adanya ancaman premanisme di Pasar Minggu.
BACA JUGA:Sepeda Listrik Tak Boleh di Jalan Raya
Diterangkan RL, ada oknum yang menarik sewa hingga Rp 3 juta perlapak, dan diduga bekerja sama dengan UPTD Pasar.
“Satu lapak liar itu Rp 3 juta, saya lebih memilih sewa kios di dalam saja walaupun sepi tapi tidak mahal,” terangnya.
BACA JUGA: Karya Bakti TNI Antisipasi Banjir dan Wabah Penyakit
Imbasnya, ada keluhan dari pedagang yang menyebutkan kondisi Pasar Minggu sangat semrawut. PKL rela bayar Rp 3 juta agar bisa mendirikan lapak di bahu jalan Pasar Minggu, dan meninggalkan kios yang telah disediakan.
“Lihat pedagang disepanjang jalan itu pasti bayar semua, dampaknya kami yang didalam ini sepi karena pembeli tidak akan masuk kedalam pasar lagi karena sudah ada semua diluar,” kata RL.
BACA JUGA:Anugerah Keterbukaan Informasi Publik, Sekdaprov: Komitmen 2024, Kita Pacu yang Terbaik