“Sekarang Rp70 ribu per hari itu sudah susah apa lagi mau dapat keutungan seperti biasanya,” keluhnya.
Para pedagang berharap ke depannya tempat wisata Kota Tuo ini akan ramai pengunjung dan bisa menguntungkan pedagang yang ada di sekitarnya.
“Kita sekarang hanya berharap bahwa kawasan wisata ini ramai lagi nantinya, mungkin sekarang belum saja ramai karena baru sebulan dari peresmian kemarin,” tutupnya.
BACA JUGA:Lewat Deadline, Dana Perjalan Dinas ASN Setwan Provinsi Bengkulu Belum Dibayar
BACA JUGA:Lokasi Gelandangan Disisir Dinsos, Ditemukan 11 Anak Jalanan di Bekas Kantor KONI Provinsi Bengkulu
Sekadar mengulas berita sebelumnya, Ketua I Kelompok Pengelola Pariwisata (KPP) Kota Tuo minta Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu tidak lepas tangan.
Setelah mengalami perbaikan dalam skala besar dan juga telah dilangsungkan peresmian akhir 2024 lalu, nasibnya wisata Kota Tuo tetap saja kurang dimintai para pengunjung.
Dari penulusuran RB, 25 Januari 2025 sore, terlihat kondisi kota tuo tanpa adanya sedikitpun pengunjung.
Padahal saat ini telah memasuki masa libur, tidak hanya itu, bahkan auning atau pelataran yang dikhususkan untuk para UMKM meraup pundi-pundi masih nihil penunggu.
“Itulah yang kami keluhkan padahal sudah diperbaiki secara besar-besaran tapi kondisinya sepi pengunjung,” kata Muryadi Ketua I KKP Kota Tuo di kediamannya.
Ia mengungkapkan sejak persemian yang dilakukan oleh Pemkot Bengkulu, nasib Kota Tuo tidak pernah dikunjungi kembali baik pengunjung luar kota maupun dalam kota.
Menurutnya, Pemkot Bengkulu seakan lepas tangan akan Kota Tuo, yang seharusnya memiliki tanggung jawab sepenuhnya.
“Jangan lepas tangan, kami butuh promosi juga supaya warga di sini bisa membuka usaha berdagang di sana,” ujarnya.
Dengan tidak adanya pengunjung tersebut, ia sebagai pengolah merasa kesulitan dalam mengeolah Kota Tuo tersebut sebab tidak ada pemasukan.
Saat ini membutuhkan beberapa perawatan, namun terdapat keterbatasan alat pendukung.
Seperti tidak adanya mesin rumput untuk memotong rumput yang saat ini kondisinya sudah tinggi-tinggi kemudian juga membutuhkan mesin shinshow untuk memotong kayu yang ukuran dan usianya yang sudah mengkhawatirkan.