Dimana penyebutan tersebut menggabungkan (mengeneralisasi) dua kelompok masyarakat, yaitu Orang Rimba dan Suku Batin Sembilan.
Taman Nasional Bukit dua Belas (TNBD). Tangkapan layar google maps/koranrb.id--
Adapun sebutan ‘Kubu’ berasal dari kata ngubu atau ngubun dari bahasa Melayu yang mempunyai arti bersembunyi di dalam hutan.
Masyarakat sekitar menyebut suku ini sebagai ‘Suku Kubu’. Namun demikian, baik Orang Rimba maupun Orang Batin Sembilan, tidak ada yang menyebut kelompok mereka sebagai Suku Kubu.
Olah karena itu, panggilan tersebut kurang disukai. Adapun sebaran Orang Rimba di Jambi berada dikawasan Taman Nasional Bukit dua Belas (TNBD)
BACA JUGA:Suku-Suku yang Ada di Indonesia, Sejarah Suku Rejang, Salah Satu Suku Tertua di Sumatera
Sebagian kecil lagi ada di sekitar wilayah Selatan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (TNBT). Selain itu, Orang Rimba bisa juga ditemukan di hutan-hutan sekunder dan perkebunan kelapa sawit di sepanjang jalan lintas Sumatera sampai ke batas Sumatera Selatan.
Dalam hal kepercayaan, Suku Anak Dalam menganut kepercayaan animisme atau kepercayaan agama tradisional.
Namun demikian, sebagian keluarga khususnya kelompok yang hidup di kawasan jalan lintas Sumatera telah beragama Islam atau Kristen.
3. Suku Melayu
Merupakan Suku Melayu yang tinggal di Indonesia, dimana ada sejumlah kerajaan Melayu yang berada di Indonesia yang berada di pesisir timur Sumatera dan Kalimantan Barat.
BACA JUGA:Suku-Suku yang Ada di Indonesia, Suku Bangsa Asli di Bengkulu
Ada beberapa kerajaan Melayu yang terkenal pada masa itu diantaranya Kerajaan Siak Sri Indrapura, Kesultanan Deli, Kesultanan Riau Lingga, Kesultanan Jambi dan Kesultanan Palembang.
Pulau Sumatera merupakan pusat penyebaran bahasa Melayu, yang saat ini menjangkau sebagian Asia Tenggara.
Adapun Bahasa Indonesia, yang merupakan bahasa resmi negara dan merupakan bahasa resmi negara serta sebagai bahasa pengantar atau pergaulan (lingua franca), didasarkan pada bahasa Melayu Riau.
Bahasa Melayu mempunyai sejarah yang panjang, dimana telah memiliki catatan sastra hingga abad ke-7 Masehi.