Seorang pengemudi motor, Ahmad (38), mengaku sering mengalami keterlambatan akibat kemacetan di kawasan Pasar Panorama.
"Setiap hari saya lewat sini, karena dekat dengan rumah saya, dari pada lewat jalan, agak jauh, tapi masalahnya kalau lewat sini sering macet," katanya.
Di sisi lain, seorang Ibu Rumah Tangga (IRT), Lina (37) merasa terbantu dengan keberadaan PKL, namun juga mengakui dampak negatifnya.
BACA JUGA:BKHIT Sidak Pelabuhan Pulau Baai, Cegah Penyebaran Hama dan Penyakit
BACA JUGA:Jalin Silaturahmi, Pemkot Bengkulu Buka Puasa Bersama Ketua DPD RI dan Insan Pers
"Sebagai pembeli, saya senang karena banyak pilihan dan lebih mudah belanja. Tapi kalau terlalu banyak yang berjualan di jalan, jadi susah lewat. Saya harap pemerintah menata ulang pasar tanpa merugikan pedagang," ujarnya.
Para pengguna jalan dan pedagang berharap agar langkah ini dilakukan dengan adil dan tidak hanya menggusur tanpa solusi yang jelas.
Sebagai informasi, Wakil Gubernur Bengkulu Mian telah melakukan inspeksi mendadak (Sidak) pada Rabu, 19 Maret 2025 lalu di Pasar Panorama.
Sidak dilakukan, karena banyaknya keluhan dari pengendara dan masyarakat mengenai kemacetan yang semakin parah di kawasan tersebut, apalagi selama bulan Ramadan.
Keberadaan PKL yang memenuhi badan jalan menjadi penyebab utama penyempitan jalur, terutama pada pagi dan sore hari.
Namun, karena menjelang Lebaran, pemerintah masih memberikan toleransi mengingat meningkatnya aktivitas jual beli yang berkontribusi terhadap perekonomian masyarakat.
Meski demikian, setelah lebaran, pemerintah memastikan akan mengambil tindakan tegas guna mengembalikan ketertiban lalu lintas di kawasan pasar.
//Pasar Panorama Dipadati Pedagang Kue Lebaran
Menjelang Hari Raya Idul Fitri, Pasar Panorama Kota Bengkulu semakin ramai dengan pedagang yang menjual berbagai macam kue lebaran.
Sejak memasuki hari ke-15 Ramadan, jumlah lapak yang menawarkan kue-kue khas terus bertambah.
Pantauan RB di lapangan menunjukkan berbagai jenis kue dan camilan khas lebaran mulai memenuhi lapak-lapak pedagang.