MUKOMUKO, KORANRB.ID – Serangan Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali membuat warga Kabupaten Mukomuko harus meningkatkan kewaspadaan. Sudah 8 warga, semuanya berada di Desa Wonosobo Kecamatan Penarik positif terjangkit DBD.
Diantaranya 4 warga terjangkit DBD masih dalam pantauan Dinkes Mukomuko setelah menjalani rawat inap. Kemudian 3 warga masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mukomuko. Satu orang lagi dalam pengobatan di salah satu rumah sakit di Kota Padang Sumatera Barat.
BACA JUGA: Cetak Rekor, Silpa APBD 2023 Mencapai Rp109 Miliar
"Kembali terjadi lonjakan warga yang terkena di penghujung tahun ini. Bulan November lalu taka da warga yang terkena DBD atau nol kasus DBD,’’ ujar Kepala Dinas Kesehatan Mukomuko, Bustam Bustomo, S.KM.
Terjadinya lonjakan kasus DBD ini patut diwaspadai warga Kabupaten Mukomuko. Juga harus menjadi perhatian serius pemerintah setempat, mulai dari Tingkat desa/keluarahan, kecamatan, puskesmas dan dinas terkait.
‘’Ya semuanya dituntut meningkatkan kewaspadaan, peka terhadap kebersihan lingkungan. Selain itu juga jangan pernah lupa menerapkan pola hidup sehat,’’ sampai Bustam.
Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko juga sudah memerintahkan tenaga kesehatan di seluruh puskesmas turun ke lapangan untuk melakukan penanggulangan. ‘’Membagikan bubuk abate dan melakukan fogging (pengasapan) untuk menekan berkembangnya nyamuk aedes aegypti pembawa virus DBD. Kita juga menekankan kepada Masyarakat untuk tetap menerapkan 3 M plus,’’ jelas Bustam
Tiga M plus adalah Menguras tempat penampungan air, Menutup tempat-tempat penampungan air, Mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk aedes aegypti.
Di tempat berbeda, Kepala Puskesmas Bukit Mulya, dr. Dollata Karokaro, MM menyampaikanterkait 8 warga yang dinyatakan positif DBD, pihaknya telah melakukan langkah-langkah penanggulangan.
BACA JUGA: Data Warga Miskin Versi Daerah dan Pusat Berbeda
Puskesmas berkoordinasi dengan kecamatan, pemerintah desa Pemdes, bersama-sama melakukan pencegahan berkembangnya DBD. Salah satunya menggiatkan gotongroyong membersihkan lingkungan. Serta menurukan empat unit alat fogging.
“Kami sudah mulai melakukan kebersihan sepanjang siring desa, dan lingkungan rumah seluruhnya sudah dibersihkan. Sejauh ini warga cukup antusias melaksanakan kegiatan ini,” ucapnya.
Fogging, lanjut Dollat dilakukan di seluruh desa, tidak hanya di zona lingkungan yang terkena DBD saja. Pasalnya jumlah warga yang terkena DBD sudah cukup banyak dan menyebar di penjuru desa.
“Kami harapkan kegiatan bersama-sama ini dapat memutus penyebaran berkembangbiaknya nyamuk aedes aegypti pembawa penyakit DBD. Sehingga tidak ada warga yang menjadi korban lagi,” pungkasnya.(pir)