Sementara itu, dua hari periode angkutan Nataru, 18 - 19 Desember 2023, 20 bandara yang dikelola Angkasa Pura (AP) II telah melayani 463.464 orang penumpang. Angka ini meningkat 5 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Khusus Bandara Soekarno-Hatta, yang merupakan bandara terbesar dan tersibuk di Indonesia, jumlah pergerakan penumpang mencapai 154.804 orang.
”Jumlah penerbangan di 20 bandara AP II pada dua hari pelaksanaan angkutan Nataru juga terbilang cukup tinggi, yakni mencapai 2.486 penerbangan,” ujar Plt. Direktur Utama AP II Wendo Asrul Rose.
Menurutnya, AP II bersama maskapai, ground handling, dan stakeholder lainnya mampu mengakomodir tingginya permintaan penerbangan pada periode Nataru ini. Terbukti dari
tingkat ketepatan waktu penerbangan pesawat (OTP) yang masih berada di angka 80 persen. ”Kami akan berupaya untuk selalu meningkatkan OTP ini,” ungkapnya.
Di sisi lain, seluruh bandara AP II juga membuka Posko Terpadu. Posko ini digunakan sebagai wadah koordinasi bagi seluruh stakeholder bandara. Antara lain AP II selaku operator bandara, Otoritas Bandara, maskapai, TNI, Polri, Pemda, Karantina, Bea dan Cukai serta Imigrasi. Stakeholder di posko akan mengolah data dan laporan secara real time untuk menjadi dasar dalam mengambil kebijakan secara cepat guna memastikan kelancaran pelayanan dan operasional penerbangan.
Selain itu, personel disiapkan untuk memastikan pelayanan dan kelancaran mulai dari titik drop off, check in area, security checkpoint, boarding lounge, hingga fasilitas-fasilitas umum. ”Kami berupaya agar penumpang mendapat kesan yang baik di bandara saat mereka melakukan perjalanan untuk berlibur,” pungkasnya.
Sementara itu, Angkasa Pura (AP) I memproyeksikan adanya 3.638.243 penumpang yang bakal dilayani di 15 bandara yang dikelolah. Angka ini tumbuh 25 persen dibandingkan dengan tahun lalu.
Sedangkan, untuk pergerakan pesawat, AP I memproyeksikan akan melayani sebanyak 29.674 pergerakan atau 17 persen lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu.
Direktur Utama AP I Faik Fahmi mengungkapkan, tingginya proyeksi jumlah pergerakan penumpang dan pesawat udara tersebut turut didukung dengan banyaknya jumlah pengajuan extra flight di bandara-bandara AP I. Per 20 Desember 2023, pihaknya telah menerima sedikitnya 1.432 pengajuan extra flight dari 11 maskapai penerbangan nasional dan 1 maskapai penerbangan internasional.
”Puncak arus mudik Hari Raya Natal 2023 akan terjadi pada Jumat, 22 Desember dengan proyeksi 259.840 pergerakan penumpang. Sedangkan, puncak arus balik pada Selasa, 26 Desember dengan proyeksi 217.393 pergerakan penumpang,” jelasnya.
Sedangkan, untuk puncak arus mudik libur Tahun Baru 2024 diprediksi akan terjadi pada 29 Desember 2023 dengan proyeksi 223.724 pergerakan penumpang. serta puncak arus balik pada 1 Januari 2024 dengan proyeksi 228.173 pergerakan penumpang.
Terkait dengan rute sibuk, AP I memprediksi rute Bandara Soekarno-Hatta (CGK) - Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali (DPS) akan menjadi rute domestik paling sibuk. Disusul rute Bandara Soekarno-Hatta (CGK) - Bandara Sultan Hasanuddin Makassar (UPG), dan Bandara Soekarno-Hatta (CGK) - Bandara Juanda Surabaya (SUB).
Sedangkan untuk rute internasional, yakni rute Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali (DPS) - Bandara Changi Singapura (SIN) dan Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali (DPS) - Bandara Kuala Lumpur Malaysia (KUL).
Untuk memastikan kelancaran operasional penerbangan dan pelayanan, lanjut dia, AP I telah menyiapkan sejumlah langkah. Diantaranya, dengan menjalin koordinasi dengan stakeholder terkait, penyesuaian jam operasional bandara, serta menyiapkan langkah mitigasi, dan antisipasi keadaan darurat. ”Kami juga menyiagakan kurang lebih 4.680 personel internal dan eksternal untuk memastikan standar operasional dan layanan tetap terjaga,” paparnya.
Kemudian, tiga bandara AP I akan beroperasi selama 24 jam selama penyelenggaraan Posko Nataru. Ketiganya yaitu Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, serta Bandara Sam Ratulangi Manado. Selain itu, 12 bandara AP1 lainnya akan menyiagakan operasional selama 24 jam untuk mengakomodasi potensi permintaan penerbangan tambahan dari maskapai. (bil)