SELUMA, KORANRB.ID - Keberadaan PT Agrindo Indah Persada (AIP) di Desa Tumbuan Kecamatan Lubuk Sandi Kabupaten Seluma menuai pro dan kontra. Satu sisi anak perusahaan dari Wilmar Group tersebut memberikan efek positif bagi perekonomian. Sisi lainnya diduga mencemari Sungai Gasan mengalir tepat di belakang pabrik tersebut. Berikut laporan khusus minggu ini.
Pabrik pengolahan crude palm oil (CPO) PT AIP berdiri di Desa Tumbuan Kecamatan Lubuk Sandi Kabupaten Seluma sejak 2010 lalu. Salah satu kontribusinya untuk daerah diantaranya memperkerjakan warga Desa Tumbuan sebagai karyawan PT. AIP.
BACA JUGA:Limbah B3 Dipihakketigakan, DLH Cuma Lakukan Pengawasan
Namun dibalik hal tersebut, tidak dapat dipungkiri bahwa sebenarnya dengan berdiri PT AIP yang terfokus pada CPO juga menimbulkan dampak negatif, terutama dari adanya mencemari Sungai Gasan yang mengalir tepat di belakang pabrik tersebut.
Berdasarkan keterangan salah satu tokoh masyarakat Desa Tumbuan, Yulian Efendi atau kerap disapa Lian mengatakan terhitung sejak 2015 atau lima tahun berdirinya PT AIP, air Sungai Gasan sudah mulai tercemar. Awalnya limbah yang muncul hanya sedikit demi sedikit. Namun lama kelamaan ekosistem di perairan yang hidup di aliran Sungai Gasan semakin punah.
BACA JUGA:Diduga Terdampak Limbah PT HMII, Terserang ISPA Massal
Terbukti sekitar beberapa tahun belakangan ada warga mendapati ikan ikan mati. Ketika air sungai disentuhpun timbul gatal dan bercak merah pada warga yang mencobanya.
"Sayangnya saya tidak memiliki dokumen pendukung waktu itu, namun di kalangan masyarakat sempat heboh,"ungkap Yulian.
Dilanjutkan Yulian, saat ini kondisi aliran Sungai Gasan sudah semakin parah. Hal ini karena limbah yang diduga berasal dari pabrik sudah meluas dan mengendap di aliran sungai. Diungkapkan Yulian, dampak dari limbah inipun dirasakan dari Desa Tumbuan hingga Desa Renah Panjang. Tepatnya dari Air Gasan, Air Kungki Lunak, hingga Air Besar Renah Panjang. Karena dia mendapat informasi aliran Sungai Gasan yang mengalir ke Desa Renah Panjang jarang digunakan untuk keperluan memasak dan mandi lantaran airnya membuat tubuh menjadi gatal.
BACA JUGA:Perusahaan Penampung Limbah Batah Pencemaran
Selain itu juga Lian mengatakan bahwa pembuangan limbah terjadi pada pagi hari, sore dan kadang malam hari. Turut dikhawatirkan warga yakni apabila terjadi musim hujan yang menyebabkan banjir, karena otomatis limbah pabrik tersebut ikut terbawa arus sungai dan sampai ke hilir.
"Saya sudah mencoba mendatangi PT AIP bersama lima orang rekan lainnya, kami tidak meminta pabrik ditutup dan lainnya. Pada intinya meminta agar limbah diolah dengan baik, dan limbah yang sudah mencemari sungai sebaiknya segera dibersihkan, karena dampaknya tidak hanya sampai ke Tumbuan, namun ke desa lainnya. Namun hingga saat ini belum ada perubahan,"tegas Yulian.
Adanya dugaan limbah ini turut dibenarkan oleh Kepala Dusun (Kadus) I Desa Tumbuan, Eko Saputra. Dikatakannya bahwa ada empat desa yang terdampak lantaran dilalui oleh aliran air yang diduga terkontaminasi limbah. Yakni Desa Tumbuan, Desa Rena panjang, Desa Sakian, dan Desa Kembang Tanjung.
BACA JUGA:Warga Keluhkan Perusahaan Penampungan Limbah
Dilanjutkan Kadus, memang kondisi aliran sungai yang tercemar sudah terjadi sejak lama, terbukti dengan tidak adanya tanda tanda kehidupan di aliran sungai tersebut. Padahal beberapa tahun yang lalu aliran Sungai Gasan tersebut masih menjadi favorit sebagian besar warga untuk memancing. Bahkan sebulan yang lalu salahsatu kolam limbah PT AIP bocor sehingga merembes hingga ke aliran Sungai Gasan dan semakin membuat sungai tercemar.