KORANRB.ID – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkulu Utara menggelar diskusi perumusan program aksi ekowisata yang berfokus pada pengembangan Taman Wisata Alam (TWA) Sebelat di Kecamatan Marga Sakti Sebelat.
Diskusi ini digelar kemarin dengan melibatkan FKPD, DPRD, kepala desa, perusahaan sekitar, dan tokoh masyarakat sebagai langkah awal penyusunan kebijakan ekowisata.
Asisten II Pemda Bengkulu Utara, Ir. H. Alfian, MM, menjelaskan bahwa pertemuan tersebut merumuskan langkah aksi bersama untuk penerapan ekowisata.
“Kita menggandeng semua pihak termasuk dari perusahaan yang beraktivitas di sekitar lokasi,” terangnya.
BACA JUGA:Teken MoU dengan Kejari Bengkulu Utara, Bupati Arie Dukung Penerapan Pidana Sosial
BACA JUGA:Dewan Banyak Tak Datang, Paripurna APBD 2026 Ditunda
Ia menegaskan bahwa pengembangan ekowisata di TWA Sebelat bukan hanya menjual keindahan alam, tetapi juga menekankan peran aktif masyarakat dalam menjaga konservasi kawasan.
“Ini sejalan dengan visi pemerintah daerah terkait memajukan wisata, ekonomi kecil, dan kelestarian alam serta satwa langka di Bengkulu Utara,” ujar Alfian.
Setelah diskusi, Pemda Bengkulu Utara menyiapkan program lanjutan yang dapat langsung menyentuh kebutuhan pengembangan ekowisata. Tujuannya agar TWA Sebelat semakin dikenal, tidak hanya di Bengkulu Utara, tetapi juga di tingkat provinsi hingga luar daerah.
“Maka sangat penting kita mendukung pembahasan program aksi yang nantinya akan kita laksanakan bersama,” jelasnya.
BACA JUGA:3.020 Rekening Bansos di Bengkulu Utara Terblokir karena Dugaan Judi Online
BACA JUGA:Pertek 5 Jabatan Eselon II Keluar, Pelantikan Serentak dengan Sekda
Pemerintah daerah juga menyusun target pengembangan yang tak hanya fokus pada wisata dan konservasi kawasan, tetapi turut mengikutsertakan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di sekitar lokasi wisata.
Pengembangan UMKM dinilai dapat memperkuat hubungan saling menguntungkan antara masyarakat dan kawasan wisata.
“Maka program ini bukan hanya untuk pengembangan wisata, menjaga kelestarian alam, dan konservasi, namun juga mendorong pertumbuhan ekonomi kecil di Bengkulu Utara,” tutup Alfian.