KORANRB.ID – PLN Nusantara Power (NP) mencatat rapor cemerlang tahun lalu. Anak usaha PT PLN (Persero) itu memproduksi energi bersih 525,62 GWh. Senjata andalan dari capaian tersebut adalah strategi co-firing PLTU dengan bahan bakar alternatif lainnya.
Direktur Utama PLN NP, Ruly Firmansyah menyampaikan, capaian produksi energi bersih melalui co-firing itu tumbuh dua kali lipat jika dibandingkan pada 2022 sebesar 250,36 GWh. Padahal, target awal yang telah ditetapkan 111,44 persen.
”Produksi tersebut setara dengan reduksi emisi karbon sebesar 533 ribu mt (metrik ton),” ungkapnya Senin, 8 Januari 2024.
BACA JUGA:12 KPPS Kader Parpol Dipecat
Dia menuturkan, langkah itu diharapkan bisa mendorong upaya pemerintah dalam mencapai net zero emission (NZE) pada 2060. PLN NP melakukan studi terkait dengan co-firing sejak 2018 . Saat ini ada 24 PLTU (pembangkit listrik tenaga uap) yang beroperasi dengan co-firing di Jawa dan luar Jawa. Salah satunya, PLTU Paiton yang berhasil mencapai rasio 30 persen co-firing dalam uji coba.
Ruly menyatakan, PLN NP juga menggalakkan co-firing karena inovasi tersebut merupakan salah satu langkah yang tepat dalam implementasi green energy. Dengan menerapkannya, perseroan dapat dengan cepat mengurangi emisi karbon dan meningkatkan bauran energi baru terbarukan tanpa perlu membangun pembangkit baru.
BACA JUGA:Aturan Siap, Gaji TNI dan Polri akan Naik
”Co-firing tidak hanya dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil secara bertahap, tapi juga menjadi solusi permasalahan sampah sekaligus menggerakkan ekonomi. Sebab, salah satu bahan bakar co-firing bisa berasal dari bahan bakar jumputan padat,” terangnya.
PLN Nusantara Power telah menjalin kerja sama dengan tiga perusahaan asal Jepang untuk mengembangkan energi bersih pada unit pembangkit. Yaitu, Sumitomo Heavy Industries (SHI), Mitsubishi Heavy Industries (MHI), serta Ishikawajima-Harima Heavy Industries (IHI Corporation) dalam co-firing amonia.(bil)