Hal ini berdasarkan pada sistem tabu, agama suku Badui bersifat Animisme adalah kepercayaan kepada makhluk halus dan roh merupakan asas kepercayaan agama yang mula-mula muncul di kalangan manusia purba (animistik).
BACA JUGA:Suku Mandar, Sejarah, Budaya Hingga Keunggulannya di Lautan
Dimana mereka mempercayai akan adanya roh-roh yang menghuni batu-batu, pepohonan, sungai, serta objek tidak bernyawa lainnya.
Adapun roh-roh tersebut melakukan hal-hal yang baik maupun jahat, tergantung pada ketaatan seseorang kepada sistem tabu tersebut. Dimana ribuan kepercayaan tabu digunakan dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari.
BACA JUGA:Tradisi Adu Kerbau Suku Toraja, Ikon Pariwisata Indonesia
Adanya pengaruh kerajaan-kerajaan besar yang bangkit di Jawa Tengah serta Jawa Timur, namun hanya sedikit yang berubah di antara suku Sunda.
Dimana kerajaan tersebut tidak terlepas dari peradaban agama Hindu yang terlebih dulu berkembang di Jawa Barat seperti kerajaan Tarumanagara dengan peninggalan tertua di Nusantara.
BACA JUGA:Suku Bugis, Karya Sastra Terpanjang di Dunia, Dikenal Taat Beribadah dan Tradisi Merantau
Walau, pengaruh Hindu di antara orang-orang Sunda tidak sekuat pengaruhnya seperti di antara orang-orang Jawa. Orang Sunda mempunyai raja pada zaman Airlangga, di Jawa Timur, diperkirakan sekitar tahun 1020 Masehi.
Namun demikian, raja-raja Sunda semakin berada di bawah kekuasaan kerajaan-kerajaan Jawa yang besar pada saat itu. Kertanegara, antara tahun 1268-1292 Masehi, merupakan raja Jawa pada akhir periode Hindu di Indonesia.
BACA JUGA:Menilik 10 Suku di Pulau Sulawesi, Salah Satunya Suku Buton, Begini Sejarah dan Adat Uniknya
Setelah pemerintahan Kertanegara, setelah itu raja-raja Majapahit memerintah hingga tahun 1478, namun demikian, mereka tidak dianggap penting lagi setelah tahun 1389.
Adapun pengaruh Jawa tersebut berlangsung terus serta bercampur dengan pengaruh Hinduisme terhadap orang-orang Sunda.
BACA JUGA:Menilik 5 Suku Asli Di Kepulauan Riau, Salah Satunya Suku Hutan, Beserta Keunikan Adat Istiadatnya
Puncaknya, pada saat Parahyangan jatuh ke dalam kekuasaan Mataram Islam, dimana kala itu dipimpin Sultan Agung Hanyokrokusumo, pengaruh budaya Jawa terhadap Sunda sangat terasa.