MS juga menduga bahwa Kadus sebenarnya memiliki kelainan seksual terhadap anak laki laki, sehingga hal ini tidak dapat dibiarkan. Terlebih lagi LS merupakan seorang Kadus yang seharusnya menjadi contoh tauladan bagi masyarakat.
BACA JUGA:Buka-bukaan Perkara Penipuan Bintara Rp 750 Juta, Saksi Minta Uang Kembali
Dijelaskan MS, modus awal dari LS menyuruh telanjang yakni agar bisa melihat tuyul. Masing-masing anak yang masih SD tersebut juga dipanggil secara bergantian dihari yang berbeda.
"Para korban seperti merasa dihipnotis hingga mau mengikuti keinginannya, hal ini sangat meresahkan karena sudah termasuk pelecehan," tegas MS.
Terpisah, Kades setempat, IR membenarkan adanya perangkat desa yang dilaporkan atas kasus pencabulan. Pada awalnya Kades sudah sempat memimpin mediasi antara korban dan Kadus dan saat itu hampir sepakat untuk berdamai dan oknum Kadus bersedia membuat perjanjian, namun saat itu ternyata ada salah satu korban yang masih keberatan sehingga melapor ke polisi, akhirnya perdamaian batal.
BACA JUGA:Buka-bukaan Perkara Penipuan Bintara Rp 750 Juta, Saksi Minta Uang Kembali
"Untuk saat ini kita serahkan semuanya pada kepolisian, sesuai dengan proses hukum yang berlaku," ujar IR.
Sementara itu terkait kesehariannya, IR mengaku baru tahu aksi dari LS. Saat ditanyakan LS mengaku baru saja belajar hipnotis dan melakukannya hanya untuk hiburan saja. "Berdasarkan keterangannya, dia baru saja latihan hipnotis dan digunakan untuk hiburan," jelas IR. (zzz)