KORANRB.ID – Pertumbuhan ekspor pengolahan daging meningkat sampai 80 persen dalam kurun waktu empat tahun terakhir.
Ini membuktikan sektor pengolahan daging berpotensi besar untuk tumbuh lebih pesat.
Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Putu Juli Ardika menyatakan, permintaan masyarakat terhadap produk pangan olahan terus meningkat.
BACA JUGA: 100.181 CJH Penuhi Syarat Istitha'ah, Jangan Lupa Baca Jadwal Haji 2024
Ditambah lagi, konsumsi daging nasional terbilang masih rendah. Itulah peluang bagi industri pengolahan daging untuk mengembangkan pasar produk di dalam negeri.
”Hal ini juga beriringan dengan program pemerintah untuk meningkatkan konsumsi protein hewani nasional dalam rangka menekan angka stunting dan gizi buruk,” katanya akhir pekan lalu, 20 Januari 2024.
Putu memaparkan, industri pengolahan daging saat ini berjumlah 64 perusahaan dengan nilai investasi Rp 3,45 triliun dan tenaga kerja sebanyak 25.839 orang.
Kinerja ekspor kode produksi HS 1601 dan 1602 pada tahun lalu meningkat signifikan.
BACA JUGA:Kios Pasar Jangkar Mas Penuh, Cuma Bisa Tampung Pedagang Segini
Yakni, mencapai 80 persen bila dibandingkan pada 2019. Tahun lalu kinerja ekspor mencapai USD 3,5 juta, meningkat dari capaian 2019 sebesar USD 2,8 juta.
”Nilai ekspor tersebut memang masih kecil bila dibandingkan dengan negara produsen utama di dunia, tetapi menunjukkan bahwa potensi ekspor produk olahan daging cukup tinggi dan mengalami pertumbuhan yang signifikan,” paparnya.
Putu mengungkapkan, kinerja industri pengolahan daging juga dipengaruhi perubahan pola hidup sebagian masyarakat perkotaan yang dituntut lebih cepat dan instan.
Hal ini mendorong peningkatan konsumsi makanan olahan.
BACA JUGA:Diprediksi Melawan Kotak Kosong, 6 Modal Dimiliki Bupati Kopli dalam Pilbup Lebong
”Pertumbuhan konsumsi daging sapi dan unggas pada 2023 mengalami peningkatan berturut-turut sebesar 8,20 persen dan 12,03 persen jika dibandingkan pada 2019,” ungkapnya.