Sementara itu Senior Advisor KKI Warsi, Rudi Syaf, menjelaskan pelaksanaan Geographic Information System (GIS) KKI Warsi dalam analisis citra satelit sentinel dengan memadukan pengamatan dari google earth, citra spot 6, SAS Planet.
Dilakukan untuk mengetahui kondisi tutupan hutan dan perubahan permukaan lahan berupa lahan terbuka di Provinsi Bengkulu.
"Hal ini dilakukan untuk melihat dan membangun kewaspadaan semua pihak dalam melakukan mitigasi dan adaptasi terhadap bencana ekologi," ujarnya.
BACA JUGA:Aroma Kaki Tak Sedap, Begini Cara Ampuh Mengatasinya
Dari analisis tersebut, dikatakan Rudi diketahui tutupan hutan di Bengkulu tinggal 645.116 ha, atau 32 persen dari luas wilayah Bengkulu.
Tidak hanya berkurang, kawasan hutan dan lahan di Bengkulu juga terlihat di citra sentinel yang mengindikasikan adanya lahan terbuka.
“Dari analisis yang dilakukan terdapat 142.466 ha lahan terbuka. Selain dalam kawasan hutan, areal terbuka juga terpantau dalam berbagai pemanfaatan lahan lainnya. Seperti pembukaan lahan di kawasan tambang, terpantau seluas, 3.719 ha, perkebunan sawit seluas 12.719 ha, perusahaan kehutanan 4.053 ha," jelasnya.
Adanya areal terbuka di Bengkulu ini, tidak hanya terjadi pada kawasan yang diizinkan. Namun juga terjadi pada kawasan konservasi.
BACA JUGA:5 Mitos di Balik Keindahan Danau Toba, Salah Satunya Dihuni Ikan Mas Raksasa
Dari analisis yang dilakukan, kawasan terbuka dalam kawasan hutan terpantau seluas 35.044 ha. Sementara, lahan 7.633 ha bukaan terpantau berada di hutan lindung dan 6.533 ha berada di kawasan taman nasional.
“Kondisi lahan yang terbuka baik dalam taman nasional, perkebunan, area pengguna lain menjadi penyebab berkurangnya kemampuan tanah dalam penyerapan air, sehingga air akan meluncur menjadi aliran permukaan. Kondisi ini lah yang menyebabkan banjir dan longsor,” demikian Rudi.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas (Kadis) Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Bengkulu, Safnizar, S.Hut, membenarkan 8.306 ha hutandi Provinsi Bengkulu tersebut hilang atau beralih fungsi.
Hutan yang hilang di sana dalam artian bukan hutan yang benar-benar hilang atau terlepas dari hutan Bengkulu. Namun, yang disebutkan hilang tersebut adalah tutupan lahannya.
BACA JUGA:BREAKING NEWS: Kecelakaan Honda Jazz di Tol Ben-Taba, Ini Kronologisnya
“Hutan tidak akan pernah hilang jika tidak dilepas dari KLHK dari statusnya sebagai hutan. Jadi dia tetap saja sebagai hutan, namun kondisinya apakah optimal sesuai dengan fungsinya atau tidak,” kata Safnizar.
Mengenai hal tersebut, deforasi (Peristiwa hilangnya tutupan hutan yang berubah menjadi tutupan lain), masih diimbangi dengan adanya kegiatan rehabilitasi.