“Ada kriterianya, seperti rutin menyumbangkan hartanya kepada anak yatim, kaum duafa, dan janda tua. Juga, ada lagi persyaratan lainnya,’’ katanya.
Meski begitu, awal mula niat Erfin menjual ginjalnya tanpa sepengetahuan keluarga. Menurut dia, jika sudah diberitahukan kepada keluarga, pastinya tidak akan disetujui.
BACA JUGA:Survei 2023, Tren Integritas Lembaga Terus Menurun
“Pastinya tidak diperbolehkan, tapi sekarang sudah tahu semuanya. Bahkan, saudara saya dari luar Bondowoso datang ke rumah saat mendengar saya jual ginjal,’’ kata peternak ayam tersebut.
Sementara itu, alasan dirinya tidak mencantumkan nominal harga, Erfin menyebut harus melihat dulu keadaan si pembeli. Jika sudah sesuai dengan persyaratan yang diajukan, bisa terjadi transaksional.
Sebelumnya, Erfin ingin bertemu wartawan koran ini. Namun, saat itu gagal. Upaya konfirmasi dilakukan sejak Rabu (17/1) lalu. Namun, pertemuan gagal lantaran caleg tersebut sedang melakukan kunjungan dan kampanye.
Kemudian, Kamis (18/1) lalu kembali diagendakan untuk bertemu. Namun, saat wartawan tiba di rumahnya, pria kelahiran 1976 itu tidak ada. Barulah Jumat (19/1) Erfin bisa diwawancarai secara langsung di rumahnya.
BACA JUGA:NI PPPK Guru Ditarget Terbit 13 Februari, Tempat Penugasan Diatur Begini!
Dokter spesialis urologi RS Bhayangkara Bondowoso AKBP dr Heri Budiono menjelaskan, setiap manusia yang sudah mengangkat ginjalnya harus waspada dalam menjalani hidup.
Sebab, kesehatannya akan terganggu. Orang yang hanya punya satu ginjal harus ekstra menjaga kesehatannya.
“Harus benar-benar sangat menjaga gaya hidup supaya satu-satunya ginjal tersisa itu bisa tetap dalam kondisi sehat,” ungkapnya.
Secara medis, manusia memang masih bisa hidup dengan satu ginjal. Namun, harus bisa menjaga pola hidup dengan hati-hati. Misalnya, menghindari adanya benturan yang mengakibatkan ginjalnya bermasalah. ’’Memastikan tidak terjadi trauma benturan. Tapi, pada prinsipnya lebih baik memiliki dua ginjal utuh dibandingkan hanya punya satu ginjal,’’ bebernya.