Pada April 2019 lalu, banjir bandang sempat terjadi hingga merendam pemukiman warga, Desa Tanjung Alam, Desa Air Hitam dan Desa Suro Bali.
"Untuk kondisi saat ini (kemarin,red), air mulai surut," tambah Hendra.
Terpisah, Kades Air Hitam Rasdan Efendi saat dihubungi membenarkan kondisi di desanya semakin membaik.
Pascabanjir yang sempat mengenangi puluhan unit rumah, warganya berangsur mulai kembali dan membersihkan kediaman mereka.
BACA JUGA: Tidak Sampai 24 Jam, Tersangka Penikaman Pelajar Diringkus Polisi, Ini Kronologisnya
"Alhamdulillah, saat ini kondisi sudah kembali pulih," ujar Rasdan.
Sejauh ini, pihaknya belum menemui kendala hingga laporan keluhan dari warga terkait bencana banjir yang baru saja dialami.
Di Kabupaten Kepahiang sendiri, dari pendataan terakhir yang dilakukan BPBD setidaknya ada 62 titik di wilayah desa/kelurahan Kabupaten Kepahiang masuk dalam kategori rawan bencana.
Mulai dari bencana banjir, longsor hingga puting beliung.
BACA JUGA: Alat Kontrasepsi Selalu Tersedia di DP2KBP3A, Banyak Variannya Lagi!
Dari sebaran titik rawan bencana tersebut, terbanyak berada di Kecamatan Kepahiang.
Yakni, tersebar di 5 kelurahan dan 9 desa.
Untuk sebaran wilayah rawan bencana banjir, setidaknya ada di 5 kecamatan dan berada di 13 desa.
Rinciannya, di Kecamatan Bermani Ilir terdiri dari Desa Talang Pito, Desa Cinto Mandi, Kelurahan Keban Agung, Desa Air Raman, Desa Muara Langkap, dan Desa Kembang Seri.
BACA JUGA:Dempo: Kawal Surat Suara Berlebih, Jangan Ada Potensi Kecurangan
Di Kecamatan Muara Kemumu, di Desa Taba Baru.