“Katakan saja, Pak saya mau pilih si A, tolong bantu saya. Saya tidak tahu nomor urutnya, kartu suaranya seperti apa. Nanti, petugas KPPS akan mendampingi,” ujarnya.
Dengan pola seperti itu, Rohidin nerharap calon pemilih tidak khawatir untuk menggunakan hak pilihnya, serta bisa meningkatkan partisipasi pemilih.
“Dan tentu harus ada yang menyaksikan, agar apa yang dicoblos itu sesuai dengan yang dipilih oleh pemilik suara. Pola begini untuk menghindari kemungkinan kesalahan pemilik suara,” tambahnya.
Sementara itu, Kapolda Bengkulu Irjen Pol Drs. Armed Wijaya, MH, yang juga melakukan pemantauan bersama Gubernur Rohidin ikut menyampaikan, proses pencoblosan di tiga TPS yang dipantau tersebut berjalan dengan aman dan kondusif.
"Kita harapkan masyarakat pemilih dan petugas semuanya sabar," kata Armed.
Ia memastikan, di Kota Bengkulu ini potensi kecurangan dipastikan tidak ada.
Bahkan, para petugas berkaitan dengan Pemilu yang digelar Rabu 14 Februari ini, untuk mrlaksanakan tugasnya secara profesional.
"Semua berkomitmen melaksanakan tugasnya secara profesional. Bahkan, personil untuk kepolisian yang diturunkan hampir 3 ribu kita turunkan untuk mengamankan TPS-TPS. Baik dari polres maupun Polda," tuturnya.
Di sisi lain, yang menjadi kendala yakni ada beberapa daerah yamg masih terkena blank spot. Meski begitu, kendala tersebut sudah dapat diatasi dengan memakai Handy Talky (HK).
"Daerah yang blank spot memeng menjadi kendala. Tetapi kita sudah memakai HT, jadi semuanya sudah terkoneksi," katanya.