Menutup tempat penampungan air dan mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti.
"Kami juga akan melakukan tindakan fogging cepat di tempat yang ditemukan positif kasus DBD.
Itu sudah kita lakukan hampir setiap hari sesuai dengan laporan dari masyarakat," ungkapnya.
Namun, menurut Didi, fogging tidak menjadi solusi utama dalam memberantas nyamuk dan mencegah terjadinya kasus DBD.
BACA JUGA:Ini Pesan Kapolres Kaur Pada Tim Pemenangan Peserta Pemilu
Sebab, fogging adalah penanganan sementara kasus DBD dan tidak berdampak panjang.
"Untuk mencegah adanya DBD tentunya pemberantasan sarang nyamuk adalah yang paling utama.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara hidup sehat,” katanya.
Melihat kasus DBD terus meningkat tersebut, Wakil Bupati Bengkulu Selatan H Rifa’i Tajuddin S.Sos pun mengerahkan seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di Bengkulu Selatan dan juga pemerintah desa.
BACA JUGA:Kapolda Pimpin Rapat Rencana Kontijensi Aman Nusa-1 2024, Waspada Ganguan Pasca Pemilu
Menurut Wabup, kekuatan Aparatur pemerintah dapat menekan laju kasus demam berdarah.
Langkah paling tepat dinilai wabup dengan cara membersihkan lingkungan. Oleh sebab itu warga arahkan untuk gotong royong di desa tempat tinggal.
"Saya sudah perintahkan, ini tidak bisa dibiarkan. Semua berkerjasama gotong royong," sampai Wabup.
Bahkan gotong royong penanganan demam berdarah dengue ini sambung Wabup, jangan hanya dilakukan satu minggu sekali.
BACA JUGA:Akhir Bulan Ini, Honorium KPPS Dibayar
Namun dilakukan setiap ada lingkungan yang kotor dibersihkan oleh pemerintah.