Dari 142 desa dan 16 kelurahan di 11 Kecamatan Bengkulu Selatan ia menyakini penyakit demam berdarah dapat ditekan dengan kolaborasi pemerintah dan masyarakat.
"Selain pencegahan dari pemerintah, tentunya ikut andil masyarakat sangat kami perlukan," demikian Wabup.
Secara terpisah, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bengkulu Selatan Siptin Gunawan meminta pemerintah daerah gerak cepat, dalam penanganan kasus demam berdarah dengue.
BACA JUGA:Bawaslu Panggil KPU Kepahiang, Ada Catatan Surat Suara Kurang Hingga Berlebih di 60 TPS
Menurutnya, penyakit DBD tidak kalah berbahaya dengan virus Covid-19.
"Kalau virus seperti covid-19 dulu bisa ditangani.
Ini DBD selalu ada. Makanya perlu penanganan cepat agar tidak memakan korban," ujar Siptin.
Soal mengerahkan Aparatur pemerintahan dan masyarakat umum Siptin tidak mempermasalahkan, sebab yang paling penting kasus Demam berdarah sebut Siptin dapat hilang.
BACA JUGA:Musim Hujan, 28 Hektare Sawah Maret Siap Ditanami, Petani Menunggu Bantuan Bibit
"Tokoh masyarakat, agama semua bergerak. Jangan hanya menunggu pemerintah, inisiatif juga," kata Siptin.
Selain itu 14 Puskesmas yang ada di 11 Kecamatan Bengkulu Selatan diharapkan bisa meningkatkan jam pelayanan.
Sebab saat ini jumlah masyarakat yang ingin berobat penyakit menular, salah satunya DBD mengalami peningkatan.
Adapun jenis penyakit yang paling banyak dikeluhkan saat ini seperti, DBD, penyakit dalam, saraf dan bedah.
BACA JUGA:Pergub PPDB 2024 Sedang Digodok, Dewan Minta Petakan Kebutuhan Tiap Sekolah
Oleh sebab itu diharapkan bisa ikut menggerakkan Puskesmas agar ikut membackup pelayanan medis.
"Tentunya tidak ada istilah penolakan dari rumah sakit untuk pasien. Semua pasien, jadi sebagai antisipasi kalau ada lonjakan pasien di RSUD HD Manna kami sudah siap Puskesmas," tambah direktur RSUD HD Manna dr Debi Utomo.