Ketika udara naik, ia mendingin karena tekanan udara yang lebih rendah di atmosfer atas.
BACA JUGA:Februari jadi Puncak Musim Penghujan, Ini Daftar Kecamatan Rawan Banjir
BACA JUGA:Hujan dan Panas Silih Berganti, Kasus DBD Berpotensi Naik
Ketika udara mendingin, uap air yang terkandung di dalamnya mulai mengembun dan membentuk awan.
Selama udara terus naik, awan menjadi lebih tebal dan akhirnya mencapai titik di mana uap air dalam awan mulai berkondensasi menjadi tetes air atau kristal es yang lebih berat.
Akhirnya, tetes air atau kristal es tersebut jatuh ke bumi sebagai hujan.
Proses ini sering disertai dengan petir dan kilat karena gesekan antara partikel dalam awan yang bermuatan listrik.
Hujan yang tidak menentu dapat disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk:
- Variabilitas Cuaca
Perubahan dalam pola angin, tekanan udara, dan distribusi kelembaban atmosfer dapat menyebabkan fluktuasi dalam pola hujan.
- Pola Aliran Udara Global
Variasi dalam pola aliran udara global seperti El Niño dan La Niña dapat mempengaruhi distribusi hujan di berbagai wilayah di seluruh dunia.
- Perubahan Iklim
Perubahan iklim jangka panjang dapat mengakibatkan perubahan dalam pola hujan yang tidak terduga, termasuk peningkatan intensitas kejadian cuaca ekstrem seperti banjir dan kekeringan.
- Interaksi Antar Sistem Cuaca
Interaksi antara sistem cuaca lokal, regional, dan global dapat menghasilkan fluktuasi dalam pola hujan yang sulit diprediksi.