BENGKULU, KORANRB.ID - Menentukan awal bulan Ramadan adalah salah satu aspek penting dalam praktik keagamaan umat Islam.
Ada dua metode utama yang digunakan untuk menentukan awal bulan Ramadan, yaitu metode hisab (perhitungan matematika) dan metode rukyat (pengamatan bulan).
Kedua metode ini memiliki pengertian, sejarah, dan tata cara tersendiri.
1. Metode Hisab (Perhitungan Matematika)
Metode hisab berfokus pada perhitungan matematika untuk menentukan awal bulan Ramadan.
Ini melibatkan perhitungan posisi matahari dan bulan secara matematis untuk memprediksi awal bulan berdasarkan kalender Hijriah.
BACA JUGA:Perhatikan! Ini 9 Amalan Penting Jelang Bulan Suci Ramadan
BACA JUGA:Begini Sejarah Muhammadiyah Gunakan Metode Hisab untuk Tentukan Awal Ramadan dan Idul Fitri
Sejarah metode hisab pertama kali dikembangkan pada abad ke-8 oleh ilmuwan Muslim seperti Al-Khwarizmi.
Mereka menciptakan rumus-rumus matematika yang memungkinkan mereka menghitung posisi matahari dan bulan dengan presisi.
Perhitungan Posisi Matahari Menggunakan rumus astronomi untuk menentukan posisi matahari terutama pada saat terbenam.
Perhitungan Posisi Bulan Menggunakan rumus-rumus khusus untuk menentukan fase bulan baru.
Kalender Hijriah Menerapkan hasil perhitungan tersebut pada kalender Hijriah untuk menentukan awal bulan Ramadan.
BACA JUGA:Berikut Keutamaan Bekerja dan Bersedekah pada Bulan Ramadan
BACA JUGA:10 Tradisi Unik Ramadan di Dunia, Indonesia: Bangunkan Sahur Keliling dengan Beduk