BACA JUGA:Ini 4 Tips Berolahraga di Bulan Ramadan, Bisa Kamu Coba!
BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Safari Ramadan di 10 Daerah, Ada Hibah Uang Tunai
Kesulitan Penetapan Tanggal Pasti Metode rukyat sering kali membuat penentuan awal bulan Ramadan menjadi sulit, terutama jika hilal tidak terlihat pada malam yang diharapkan.
Ini dapat menyebabkan perbedaan pendapat di dalam komunitas.
Perbedaan Pemahaman Pengamatan bulan bisa diinterpretasikan secara berbeda oleh individu atau kelompok, menyebabkan variasi dalam penentuan awal bulan Ramadan.
Tidak Sesuai dengan Kemajuan Teknologi Dalam era modern, di mana teknologi memberikan kemampuan untuk perhitungan matematis yang akurat, beberapa komunitas cenderung beralih ke metode hisab yang dianggap lebih presisi.
Pilihan antara metode rukyat dan hisab sering kali mencerminkan perbedaan budaya, tradisi, dan interpretasi di antara komunitas Muslim.
BACA JUGA:8 Amalan Menjelang Bulan Ramadhan 2024 yang Perlu Dipersiapkan, Salah Satunya Membayar Utang Puasa
BACA JUGA:8 Amalan Menyambut Bulan Ramadhan yang Segera Tiba, Jangan Dianggap Sepele
Beberapa komunitas mungkin memadukan kedua metode untuk mencapai keseimbangan antara pengamatan langsung dan presisi matematis.
Pentingnya Kedua Metode
Kedua metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Metode hisab memberikan kalkulasi yang pasti dan memungkinkan penetapan awal bulan dengan presisi.
Di sisi lain, metode rukyat menekankan pengamatan langsung dan keterlibatan komunitas dalam menentukan awal Ramadan.
Dapat disimpulkan bahwa menentukan awal bulan Ramadan melalui metode hisab dan rukyat adalah bagian integral dari praktik keagamaan umat Islam.
Sementara metode hisab mengandalkan perhitungan matematika dan ilmu pengetahuan, metode rukyat menyoroti kebersamaan komunitas dalam pengamatan langsung bulan.
Pilihan antara kedua metode ini sering kali tergantung pada interpretasi dan keyakinan masing-masing komunitas Muslim. (*)