Metode hisab sering digunakan oleh komunitas Muslim modern yang mengandalkan teknologi dan ilmu pengetahuan untuk menentukan awal bulan Ramadan.
Meskipun demikian, perdebatan masih muncul terkait keabsahan dan keakuratan metode ini dalam konteks spiritual dan keagamaan.
BACA JUGA:Berikut Cara Menjalankan ibadah Puasa Ramadan Bagi Penderita Mag
BACA JUGA:Ini 8 Tips Membimbing Anak-Anak Mengenal Ramadan, Bisa Kamu Coba!
2. Metode Rukyat (Pengamatan Bulan)
Metode rukyat melibatkan pengamatan langsung bulan baru secara fisik. Umat Islam mencari hilal (sabit) sebagai tanda awal bulan Ramadan.
Sejarah Metode ini memiliki akar sejak zaman Rasulullah SAW, di mana pengamatan langsung bulan digunakan untuk menentukan awal bulan Ramadan dan bulan-bulan lainnya.
Pengamatan Hilal Umat Islam melakukan pengamatan terhadap hilal (sabit) yang merupakan tipisnya cahaya bulan baru.
Pengumuman Awal Bulan Ramadan Jika hilal terlihat, pihak berwenang mengumumkan awal bulan Ramadan. Jika tidak, bulan berjalan 30 hari dan awal Ramadan diumumkan setelah itu.
BACA JUGA:6 Keutamaan Puasa Ramadan Bagi Muslim, Siapkan Diri Untuk Sambut Ramadan 2024 dengan Bahagia
BACA JUGA:Tantangan Puasa Qadha Sebelum Ramadan 2024, Begini Penjelasannya
Keterlibatan Komunitas Metode rukyat menekankan pengamatan langsung oleh komunitas Muslim. Ini mempromosikan keterlibatan dan kebersamaan dalam menentukan awal bulan Ramadan.
Pentingnya Pengalaman Langsung Melalui rukyat, umat Islam dapat merasakan dan mengamati secara langsung fase bulan baru. Pengalaman ini memiliki nilai spiritual dan memperkuat ikatan komunitas.
Tradisi Sejak Zaman Rasulullah: Metode rukyat mencerminkan tradisi Islam yang berasal dari zaman Rasulullah SAW. Ini dianggap sebagai pendekatan yang lebih otentik dan mengikuti jejak praktik awal umat Islam.
Ketergantungan pada Kondisi Cuaca Keberhasilan metode rukyat sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca.
Jika langit tertutup awan, sulit untuk melihat hilal, yang dapat menyebabkan ketidakpastian dalam menentukan awal Ramadan.