MUKOMUKO, KORANRB.ID – Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Mukomuko memanfaatkan musim kemarau melakukan normalisasi drainase atau dikenal istilah cuci siring.
Cuci siring dilakukan dalam upaya mengamankan komplek perkantoran Pemkab Mukomuko dari bencana banjir saat musim hujan.
“Kegiatan pengerukan tumpukan sedimentasi ini kita lakukan agar air mengalir lancar. Saat musim hujan, air dari dalam siring tak meluap yang bisa berujung banjir,” kata Kadis PUPR Mukomuko Apriansyah ST, MT melalui Kabid SDA Budi Antoni, ST.
BACA JUGA: Parkir Liar dan Kios Tak Ditunggu, PAD Mengguap
Budi menjelaskan, cuci siring dimulai sejak 12 Oktober lalu, ditargetkan rampung pada 25 Desember. Bobot pekerjaan kurang lebih 250 meter panjang drainase kiri dan 250 meter panjang drainase kanan dilakukan pengerukan.
Disebutnya, anggaran kegiatan bersumber dari APBD Mukomuko tahun 2023 sebesar Rp193 juta lebih. Pelaksana pekerjaan CV Bintang Terang.
“Drainase induk ini memiliki lebar kurang lebih 10 meter, panjang 500 meter (kiri-kanan) semua kita bersihkan. Kami optimis pengerjaan rampung tepat waktu,” ungkap Budi.
Biasanya, setiap hujan deras dalam durasi panjang, jalan menuju komplek perkantoran Pemkab Mukomukob selalu kebanjiran. Penyebabnya, salah satunya belum dilakukan pengerukan drainase.
“Semoga setelah dilakukan normalisasi ini, pada saat musim hujan, beberapa titik wilayah di Kelurahan Bandar Ratu komplek perkantoran terhindar dari banjir,’’ ujarnya.
BACA JUGA: Uang Hasil Bobol Brankas Untuk Wanita Malam
Budi tetap meminta masyarakat ikut menjaga kebersihan drainase. ‘’Minimal tidak membuang sampah ke aliran drainase ini,” tandasnya.
Sementara itu Lurah Bandar Ratu, Permaisuri, SE mengatakan sudah seharusnya dilakukan normalisasi drainase induk.
Sebab, tidak hanya jalan utama menuju komplek perkantoran pemkab yang akan mengalami kebanjiran saat musim hujan. Beberapa perumahan warga Kelurahan Bandar Ratu ikut menjadi langganan banjir.
“Ini kegiatan yang kami tunggu, drainase induk dilakukan pengerukan. Karena mulai dari sampah, endapan pasir dan juga tanaman enceng gondok, membuat air tak lancer mengalir,” tutupnya. (pir)