KORANRB.ID - Salah satu komoditas pangan lokal yang potensial untuk dikembangkan adalah sagu.
Produk pangan lokal ini bisa menjadi salah satu pilihan yang tepat karena memiliki ketahanan terhadap perubahan iklim dan cuaca.
Sagu juga bisa menjadi pengganti nasi dari padi.
"Pohon sagu dapat tetap tumbuh meskipun saat banjir atau saat masa kekeringan karena kemarau panjang,” kata Direktur Jenderal Industri Agro Kemenpperin, Putu Juli Ardika di sela-sela acara Business Matching 2024 Belanja Produk Dalam Negeri di Bali, belum lama ini.
Dijelaskannya, pohon sagu tidak terdampak fenomena alam seperti La Nina dan El Nino.
BACA JUGA:7 Cara Melatih Anak Berpuasa, Para Orangtua Wajib Tahu dan Terapkan
Sagu berpotensi dikembangkan sebagai alternatif bahan pangan sumber karbohidrat utama nasional.
Indonesia memiliki lahan sagu yang diperkirakan mencapai 5,5 juta hektar.
“Luasnya lahan sagu tersebut dapat menjadi cadangan pangan sumber karbohidrat yang besar untuk dalam negeri maupun dunia,” jelas Putu.
Meskipun demikian,, tambah dia, pengolahan sagu dalam negeri belum secara masif dilakukan.
Menurutnya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong pengembangan hilirisasi sagu di dalam negeri melalui dukungan peningkatan produksi pati sagu dan diversifikasi produk olahan pati sagu.
Tahun 2023, Kemenperin bekerja sama dengan beberapa industri besar produsen pati sagu untuk meningkatkan utilisasi produksinya.
“Utilisasi produksi industri pati sagu nasional saat ini masih sangat rendah yaitu di bawah 30%,” ujarnya.
BACA JUGA:3 Bulan Pasca Pengumuman, PPPK Belum Terima NIP, Dewan Dorong Ini
Hal ini sebagai dampak dari keterbatasan industri untuk memperoleh bahan baku empulur sagu.