Diantaranya peroleh suara Parpol pengusung pada Pemilu 2024 dan peraihan suara tokoh itu sendiri pada Pemilu 2024.
Jika tidak memperhatikan perolehan Pemilu dan tidak memegang datanya, maka tokoh tersebut sama saja dengan “masuk jurang”.
"Karena sebelum maju Pilkada, tentunya kita harus memperhatikan 'perahu' yang akan menaungi,
termasuk juga suara yang diraih oleh para caleg yang juga akan maju pada Pilkada.
Jika suaranya sedikit maka bagaimana akan meraih suara di Pilkada," ujar Dr. Mas Agus Firmansyah.
Selain itu juga kepada petahana meskipun sudah memiliki peluang besar, namun tetap waspada untuk tantangan yang akan muncul baik internal maupun eksternal.
BACA JUGA:Kerugian Negara Kasus Dana BTT di Kabupaten Seluma Tersisa Rp 376 Juta
BACA JUGA:BUMDes Sukasari Hasilkan Rp146 Juta, Ricikan Beragam Produk Unggulan
Selain itu indeks kepuasan masyarakat (IKM) juga harus dipertimbangkan sebelum memutuskan maju, karena IKM merupakan salahsatu acuan.
Jika skor IKM rendah terhadap kinerja pemerintah, maka artinya kinerja kepemimpinan petahana patut dipertanyakan.
"Petahanan juga patut waspada terhadap adanya tokoh dari Parpol yang menguasai Pemilu 2024, terlebih lagi jika perolehan suara tokohnya cukup besar," sebut Agus.
Kontestasi Pilkada Kabupaten Seluma memang masih cukup lama,
namun bukan berarti terlalu dini untuk menilai dan memantau siapa saja tokoh yang berpeluang
untuk mengisi kursi BD 1 P dan BD 2 P dalam ajang Pilkada yang rencananya akan diselenggarakan pada November mendatang.
Dari pantauan RB di lapangan, meskipun petahana berpeluang besar maju kembali,
ada banyak tokoh tokoh partai politik (Parpol) yang mengintai kursi yang saat ini diisi oleh Erwin Octavian,SE dan Drs. Gustianto di Kabupaten Seluma.