Anton juga menjelaskan, gempa ini terjadi berasal dari adanya pertemuan dua lempeng.
BACA JUGA:Seluruh Bengkulu Rawan Gempa, Ini Lokasi yang Aman Dari Gempa
BACA JUGA:Rebut THR Bupati Kepahiang, Jangan Salah Formulir, Berikut Caranya
Yakni, Lempeng Indo Australia dan lempeng Eurasia di sebelah Barat Bengkulu.
"Dengan terjadinya pertemuan yang terjadinya di lempeng itu, itulah yang mengakibatkan gempa bumi," terangnya.
Sementara kejadian di darat dikarenakan adanya sesar-sesar aktif yang berpotensi terjadinya gempa.
"Kalau untuk cuaca, itu sampai saat ini belum dapat refrensi," terangnya.
BACA JUGA:Disnakertrans Provinsi Bengkulu Buka Program Magang ke Jepang, Baca Syarat dan Ketentuannya
BACA JUGA:SK PPPK 2023 Belum Keluar, BKPSDM Rejang Lebong Masih Menunggu
Di Provinsi Bengkulu sendiri, potensi gempa bumi masih tetap ada karena Bengkulu dilewati oleh dua sesar besar di laut yang juga sering disebut megatras.
Sesar itu yang ada di darat Sumatera, bahkan di Provinsi Bengkulu, ada dari Manna hingga Lebong yang sangat aktif.
"Potensi tsunami ini juga ada. Namun, untuk sifatnya, seperti halnya gempanya di atas 7 SR dan lainnya. Jadi tidak semua hempa berpotensi tsunami," terang Anton.
Dari tahun sebelumnya, Anton menjelaskan, dari periode Januari hingga Desember 2023 wilayah Bengkulu telah mengalami 1.472 kali gempa bumi.
BACA JUGA:APBD 2024 Belum Sepenuhnya Terserap, BKD Ungkap Penyebab
BACA JUGA:Inilah Nasib Honorer: Jangankan THR, Gaji Saja Belum Dapat
"Gempa bumi sebanyak 1.472 kali terjadi selama tahun 2023, dengan variasi kekuatan magnitudo antara 1.6 hingga 5.9," ujarnya.