Karena, semasa hidup di Desa Malin Kudang hidup dalam garis kemiskinan, yang akhirnya membuat Malin Kundang memiliki tekad yang kuat untuk meninggalkan desanya dan mencari keberuntungan di kota besar.
Saat akan meninggalkan desa, Ibu Malin Kundang sempat melarangnya.
Karena, takut akan ditinggalkan seperti ayahnya yang pergi merantau namun tak kunjung kembali.
Karena tekad Malin Kundang yang kuat, akhirnya dia memutuskan untuk tetap meninggalkan Desa.
BACA JUGA:Kamu Kesulitan Mengatur Keuangan? Tips Ini Mungkin Berguna Untuk Kamu
Setelah beberapa tahun berlalu, Malin Kundang menjadi kaya raya dan menjadi seorang kapten kapal yang sukses.
Disamping itu, Ibu Malin Kundang tidak pernah mendapat kabar dari anaknya yang diperantauan.
Namun, suatu ketika Kapal Malin Kundnag yang diisi oleh Malin Kundang, Istrinya dan awak kapal tanpa sengaja berlabuh disuatu Pulau.
Tanpa dia sadari, Pulau itu adalah Desa yang lama dia tinggalkan.
BACA JUGA:Kamu Kesulitan Mengatur Keuangan? Tips Ini Mungkin Berguna Untuk Kamu
Karena melihat Kapal Malin Kundang bersandar, Ibunya yang sangat mengenali anaknya itu, langsung menghampiri Malin Kundang dan langsung memeluknya.
Sayangnya saat itu Mali Kundang tidak mau mengakui bahwa itu adalah Ibunya.
Dalam kemarahan dan kesedihan yang mendalam, ibunya mengutuk Malin Kundang menjadi batu.
Saat kapal Malin Kundang meninggalkan pantai, badai besar datang dan kapalnya tenggelam.
BACA JUGA:7 Cara Membuat Minuman Segar di Bulan Puasa Simpel dan Mudah Untuk Diuat.
Malin Kundang terhuyung-huyung dan berusaha mencapai pantai, namun akhirnya dia berubah menjadi batu besar di tepi pantai.