Sehingga dalam penggunaannya petani secara bergantian.
Traktor tersebut baru disimpan ke rumah atau gudang kelompok tani jika memang tuntas penggarapan lahan.
“Itu bantuan pemerintah untuk kelompok tani, Siang kemarin saat kami akan menggunakan, mesin traktor sudah tidak ada, sudah dicuri,” terangnya.
Akibat hilangnya mesin yang nilainya puluhan juta tersebut, petani harus memutar otak untuk menggemburkan lahan mereka.
Petani harus meminjam traktor dari kelompok tani lain atau menggemburkan lahan secara manual dengan cangkul.
BACA JUGA:Pilih Harga Terbaik, Ini Harga Beli Kelapa Sawit Tiap Perusahaan di Bengkulu Utara
BACA JUGA:RPJPD: Target 20 Tahun Kedepan Infrastruktur Bengkulu Utara Semakin Baik, Pusat Ekonomi Masyarakat
“Namun agak sulit dan memakan waktu jika dilakukan penggemburan manual, karena lahan sawah sudah keras karena sudah diatas 6 bulan tidak digarap,” terangnya.
Ia juga menduga jika pencuri tersebut memang sangat santai dalam beraksi.
Pasalnya, setiap baut tempat mesin traktor tersebut dibuka oleh pelaku untuk mencopot traktor tersebut.
“Pelaku ini membuka mesin itu sangat rapi dan terlihat sangat santai,” terangnya.
Ia juga mengaku sangat terkejut dengan aksi pencurian tersebut.
Pasalnya, baru kali ini kejadian pencurian mesin pertanian di Kelurahan Kemumu terjadi.
Selama ini petani memang selalu menempatkan alsintan mereka di kawasan persawahan.
Termasuk traktor dan barang-barang pertanian lainnya, terutama saat dibutuhkan dalam waktu dekat.
“Terutama saat musim tanam ataupun panen. Namun memang baru kali ini terjadi pencurian, makanya petani sangat terkejut, apalagi yang dicuri adalah mesin traktor,” terangnya.