Harta tersebut adalah kebun Bairuha.
Ia berniat mewakafkan kebun tersebut dengan harapan mendapatkan pahala dari Allah dan simpanan di akhirat.
Hal ini menunjukkan komitmen dan keinginan kuat Abu Thalhah untuk berbuat baik dan mencari ridha Allah.
Dalam hadits yang disebutkan, Rasulullah SAW menyatakan bahwa harta yang benar-benar beruntung adalah harta yang dapat digunakan untuk kebaikan, seperti sedekah.
BACA JUGA:Sejarah, Kebudayaan dan Adat Istiadat Suku Betawi, Begini Kisah Awal Kemunculannya
Qarun adalah seorang yang sangat kaya dan memiliki harta yang berlimpah.
Namun, ia sangat pelit dan enggan untuk berbagi hartanya dengan orang lain.
Ia lebih memilih untuk menimbun hartanya untuk dirinya sendiri.
BACA JUGA:Danau Dendam Tak Sudah, Kisah Cinta yang Tak Direstui? Ini Ceritanya
Akibatnya, Allah SWT menimpakan azab yang pedih kepada Qarun.
Kisah ini mengajarkan tentang pentingnya berbagi dan tidak terlalu terikat dengan harta.
Jangan Takut Miskin dan Rugi karena Sedekah
BACA JUGA:Kisah Mistis Hutan Konak Kepahiang, Ada Fakta Lain Selain Tempat Nongkrongnya Kuntilanak
Realitas bahwa manusia sering kali lebih terikat pada harta dan kekayaan duniawi daripada pada nilai-nilai spiritual atau kebaikan sosial.
Hal ini dapat disebabkan oleh dorongan untuk memenuhi kebutuhan material, status sosial, atau kepuasan pribadi.