Musim Penghujan, Awas Bahaya DBD Mengintai
TERGENANG: Air tergenang yang kerap terjadi di musim penghujan dapat memicu peningkatan DBD.-foto: heru/koranrb.id-
KEPAHIANG - Musim penghujan yang terjadi saat ini dapat memicu peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Kepahiang. Genangan air di sekitar lingkungan yang kerap diabaikan, menjadikan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albocpictus pembawa virus DBD berkembang lebih cepat.
Diperlukan sikap kewaspadaan dari masyarakat untuk mengantisipasi penyebaran nyamuk pembawa virus. Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Kepahiang menyampaikan, langkah 3M berupa Menguras dan membersihkan tempat penampungan air secara rutin.
Lalu, Menutup rapat-rapat tempat penampungan air serta Mendaur ulang atau memanfaatkan barang-barang yang dapat menampung air hujan, menjadi langkah antisipasi menekan penyebaran nyamuk pembawa virus DBD.
BACA JUGA:Spot Hits, Estetik untuk Instagram! Berikut 3 Destinasi Wisata Terkini di Kuningan untuk 2025
BACA JUGA:Menyenangkan untuk Anak dan Penuh Nilai Pendidikan! Berikut 4 Destinasi Wisata Keluarga di Kudus
Masyarakat lanjutnya dapat menambahkan dengan melakukan beberapa upaya tambahan seperti, tidur menggunakan kelambu, memasang kawat kasa di lubang ventilasi, serta tidak menggantung pakaian yang sudah dipakai, memasang ovitrap/lavitrap/mosquito trap.
"Kebersihan lingkungan sekitar rumah sangat berperan menekan penyebaran nyamuk pembawa virus DBD," terang Wisnu.
Sampai Oktober 2025, Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Kepahiang mencatat sudah terjadi 49 Dari jumlah kasus tersebut, terbanyak menyerang kalangan perempuan. Yakni, sebanyak 31 kasus dengan 18 kasus menyerang laki-laki. Dari jumlah tersebut, sepanjang tahun ini DBD telah merenggut 1 warga Kabupaten Kepahiang.
Melihat dari sebaran kasus DBD yang terjadi, kejadian terbanyak terjadi saat awal tahun. Yakni, di bulan Januari dan Februari 2025. Selain faktor alam, melonjaknya kasus DBD, bisa juga disebabkan faktor lingkungan.
BACA JUGA:Mengidap Cacingan Akut, Fikri Bocah 6 Tahun di Curup Utara Sampai Tidak Bisa Berjalan
BACA JUGA:Jalin Silaturahmi, Wakapolda Bengkulu Sambangi Graha Pena RB
Untuk diketahui, ada tahapan fase DBD yang kerap diabaikan masyarakat. Pertama terjadi dalam 1-3 hari pertama, yakni fase demam. Saat fase ini terjadi, pasien mengalami demam tinggi, tes laboratorium mungkin belum menunjukkan penurunan trombosit. Banyak yang mengira ini demam biasa, padahal virus sedang aktif berkembang.
Kemudian fase kedua terjadi pada hari ke 4-6, yang menjadi fase kritis. Selama fase kedua ini, demam pada pasien sudah turun tapi ini justru fase paling berbahaya. Sebab, kebocoran plasma darah bisa menyebabkan syok (Dengue Shock Syndrome). Tanda bahayanya, sakit perut hebat, muntah terus-menerus, perdarahan spontan. Jika tidak ditangani, bisa berakibat fatal dalam 24–48 jam