Buah Pertemuan Jokowi dengan Eks PM Inggris, Sepakat Garap Sektor Ini

SEPAKAT BERSINERGI: Presiden Jokowi bersama mantan PM Inggris Tony Blair di Istana Merdeka. FOTO: Jawapos.com/RB--

”Jadi sangat wajar Indonesia mengejar investasi langsung dari Apple, Microsoft, dan Nvidia untuk menarik investor lainnya guna masuk ke Indonesia. Istilahnya adalah ’’penglaris’’ jualan investasi di dalam negeri,” ujar Huda.

Menurut dia, jika perusahaan-perusahaan tersebut saja percaya terhadap Indonesia, maka akan lebih mudah menarik perusahaan lainnya, mulai dari low tech hingga high tech producer. 

”Jadi itu yang ingin dikejar oleh pemerintah. Tentu tujuan tersebut akan mendatangkan multiplier effect seperti penyerapan tenaga kerja hingga alih teknologi,” urai Huda.

Namun, lanjut Huda, PR-nya tidak sedikit untuk membujuk perusahaan high tech membuka lini produksinya di dalam negeri.

Ada faktor kesiapan teknologi dan inovasi, SDM, hingga regulasi yang bisa menjadi faktor penentu investasi. 

”Jika faktor-faktor tersebut kurang, investor medium-high tech tidak akan melirik Indonesia.

Contohnya saja dukungan terhadap inovasi yang menjadi penting bagi perusahaan tersebut.

Mulai dari dukungan fiskal hingga HAKI. Itu akan menentukan keputusan investasi perusahaan teknologi,” tegasnya.

Dalam kacamata peneliti senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad, kedatangan CEO Apple untuk mendorong agar SDM Indonesia di bidang teknologi bisa lebih baik di tengah digitalisasi di banyak sektor. 

”Karena instansi di negara kita hanya mendirikan pusat pendidikan dan pelatihan. Seperti di Batam, Tangerang, Surabaya, dan Apple rencananya di Bali,” ungkapnya.

Artinya, Apple bukan akan melakukan investasi besar-besaran. Hanya sumbangsih dalam mendorong agar SDM Indonesia berkembang. 

Jadi bukan investasi seperti membangun pabrik dan industri di Vietnam. Untuk coverage regional, Tauhid menyatakan, Vietnam secara cost produksi Apple lebih dari cukup.

”Saya kira dia nggak akan melebarkan sayapnya lebih besar sebagai basis produksi di Indonesia.

Jadi, kita juga nggak perlu berharap banyak dari Apple melakukan kunjungan ini.

Walaupun kita meminta lebih banyak, tapi kalau misalnya market Apple di Indonesia begitu-begitu saja, sepertinya tidak punya nilai lebih,” bebernya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan