Apa Itu Anemia Kekurangan Zat Besi?
Dokter Dessy memberikan pemahaman tentang anemia kekurangan zat besi. (Foto: Fazlul Rahman/koranrb.id)--
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda- tanda fisik anemia dan wawancara tentang riwayat kesehatan, termasuk gejala yang dialami, riwayat penyakit, dan faktor risiko yang ada.
Informasi ini membantu dalam menentukan apakah pemeriksaan lebih lanjut diperlukan.
Selanjutnya dokter mungkin aka nmelakukan pemeriksaan darah lengkap.
Pemeriksaan darah lengkap adalah tes yang paling umum digunakan untuk mendiagnosis anemia.
BACA JUGA:Begini Manfaat Kacang Panjang untuk Kesehatan, Banyak yang Belum Tahu
Tes ini mengukur jumlah sel darah merah, sel darah putih, trombosit, kadar hemoglobin, dan hematokrit dalam darah.
Hasil dari tesi ni akanmemberikan gambaran tentang jumlah dan kualitas sel darah merah dalam tubuh.
Apakah Anemia kekurangan zat besi dapat diobati? Tentu saja dapat dan harus segera diobati bila diagnosis sudah ditegakkan.
Prinsip pengobatan anemia kekurangan zat besi melibatkan identifikasi faktor penyebab dan penanganannya, serta pemberian terapi penggantian dengan preparat besi.
Ini bisa meliputi pemberian suplemen zat besi dalam bentuk pil atau cairan, serta perubahan diet dengan meningkatkan asupan makanan kaya zatbesi.
BACA JUGA:Mencegah Stroke, Ini 13 Manfaat Petai untuk Kesehatan Tubuh
Skrining untuk mengetahui seseorang anemia sangat penting dilakukan. Screening ini bisa dilakukan saat usia anak dengan melakukan pemeriksaan kadar hemoglobin.
American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan skrining anemia dimulai antara usia 9 sampai 12 bulan dengan skrining tambahan antara usia 1 dan 5 tahun untuk pasien yang berisiko.
Sementara itu skrining anemia pada orang dewasa dapat dilakukan dengan pemeriksaan darah lengkap, terutama ketika seseorang hamil.
Saat hamil seseorang harus mulai rutin memeriksakan darahnya karena anemia pada ibu hamil cukup sering ditemukan.