Cik Siti dan Sengkure Tradisi Unik, Khas Masyarakat Kaur

Tradisi unik cik Siti dan sengkure di kaur. --

KORANRB.ID - Malam hari Raya Idul Fitri adalah malam puncak yang menandakan bahwa masyarakat muslim telah selesai menjalankan Ibadah puasa selama satu bulan.

Di Kabupaten Kaur, untuk menyambut malam hari Raya Idul Fitri ada tradisi unik yang mereka lakukan yakni Cik Siti dan Sengkure.

Cik Siti adalah pada dasarnya adalah arak-arakan yang dilakukan oleh penduduk tiga desa yang saling berdekatan yakni Desa Tanjung Betuah, Desa Gedung Menung, dan Desa Ulak Pandan Kecamatan Nasal Kabupaten Kaur. 

Tradisi ini merupakan agenda rutin tahunan yang sudah sangat melekat bagi masyarakat Kaur terutama di Kecamatan Nasal.

BACA JUGA:5 Kota yang Terkenal dengan Fashionnya Hingga Penjuru Dunia

Tradisi ini sangatlah unik, dimana dalam arak-arakan yang dilakukan para peserta yang didominasi oleh para remaja laki-laki ini akan di hiasi menggunakan pakaian wanita. 

Menggunakan daster, jilbab, dan juga pakaian wanita lainnya.

Mereka akan berkeliling memutari beberapa desa dengan arak-arakan sembari membawa obor dan juga menggunakan kostum yang tentunya menarik. 

Kegiatan ini juga merupakan ajang silaturahmi bagi, anak-anak pedesaan di Kaur ketika malam lebaran tiba.

Yang mana anak-anak muda asal Kaur banyak yang pulang dari perantauan, ketika tradisi ini mereka akan saling bercengkrama melepaskan rindu satu sama lain. 

BACA JUGA:Standar kecantikan bagi Setiap Negara, Indonesia Telinga Panjang

Dari informasi yang didapatkan, tradisi ini pada zaman dahulu sebenarnya merupakan lelucon bagi masyarakat pedesaan yang sangat sulit mendapatkan hiburan.

Maka dari itu mereka menggunakan pakaian yang unik untuk saling menghibur satu sama lain. 

Selain Cik Siti, ketika hari lebaran sorenya masyarakat kecamatan Nasal juga akan melakukan satu lagi tradisi unik yakni Sengkure.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan