Generasi 90an Terbiasa Ikut “Didikan Subuh”, Sekarang Masih Ada?

Generasi 90an Terbiasa Ikut “Didikan Subuh”, Sekarang Masih Ada? --Arie Saputra

BACA JUGA:Ini Kuliner Indonesia yang Mirip dengan Salad, Serupa Tapi Tak Sama

Ia berharap, bersama dengan KUA dan PAI perangkat agama dapat bersama-sama menggelar didikan subuh yang dijadwalkan setiap 1 (satu) kali dalam sepekan.

Didikan subuh merupakan sarana untuk membentuk mental, keberanian, komunikasi, disiplin dan akhlak anak.

"Sejauh ini program didikan subuh ini sudah mulai diselenggarakan oleh KUA dimasing-masing kecamatan bersama dengan PAInya, namun belum mencakup seluruh desa.

Harapan kita, perangkat agama juga termasuk dalam menyelenggarakan didikan subuh, koordinasi dan minta drafnya kepada KUA terdekat," jelas Lukman.

BACA JUGA:Sempat Berada di Posisi Bawah, 9 Tim RRQ Perlahan Naik ke Puncak Klasemen

Dijelaskan Lukman, didikan subuh baiknya rutin dilaksanakan setiap hari Minggu.

Disini anak-anak dilatih bagaimana cara tampil di depan umum sehingga anak-anak memiliki mental dan keberanian.

Tidak hanya mental dan keberanian saja, kedisiplinan seorang anak pun mulai terbentuk. 

“Selain itu anak-anak juga diajari ilmu pengetahuan agama sehingga memiliki keimanan dan akhlak yang mulia, ini merupakan tantangan bagi kita semua dalam menghadapi kemajuan zaman modern agar anak-anak kita dibekali ilmu agama dan ahlak mulia," jelas Lukman.

BACA JUGA:Hal-hal yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Menikah, Kenali Kebiasaan dan Sifat Buruk Pasangan

Ia menjelaskan, Didikan Subuh memiliki banyak manfaatnya terhadap tumbuh kembang anak, dimana nantinya anak akan memiliki kepercayaan diri yang tinggi untuk bisa tampil di depan umum dengan dibekali hafalan surah-surah pendek, hafalaan Al-Qur'an ataupun ceramah agama.

"Dengan harapan, bagaimana nanti program ini dijadikan Peraturan Daerah sehingga adanya keharusan termasuk aktifnya kegiatan Risma," singkat Lukman. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan