Bibit Padi Gogo Ditanam di Pulai Enggano, Gubernur Bengkulu Pastikan Pembangunan Jalan, Listrik dan Sinyal
ENGGANO: Gubernur Bengkulu, Prof. Dr H Rohidin Mersyah MMA bersama Danrem 041/Gamas serta masyarakat tugal bibit Padi Gogo di Desa Kahyapu Pulau Enggano. ABDI/RB--
Pada peninjauan kedua tersebut, Gubernur, Dandrem, Sekda Bengkulu beserta rombongan ikut terjun langsung bersama petani untuk menyemai biji padi di sebuah lahan pembibitan.
Diketahui, jumlah lahan persawahan masyarakat yang akan dibuka oleh Pemprov Bengkulu dan Dandrem 041 Gamas melalui kerjasama manunggal di Desa Ka’ana, yakni 10 - 25 hektar.
BACA JUGA:49 Petugas Parkir Alfamart di Kota Bengkulu Menganggur, Dewan Jadwalkan Audiensi
BACA JUGA:472 Mahasiswa UMB Diwisuda Periode Mei 2024
Dan akan mulai digarap, tepat pada kunjungan Gubernur dan Dandrem, Jumat, 24 Mei 2024.
Sedangkan, pada pembukaan lahan sawah percetakan baru di Desa Banjarsari, akan dibuka sebesar 800 hektare.
Namun, proyek lahan sawah percetakan tersebut, akan terlebih dahulu diusulkan ke Kementerian Pertanian (Kementan) RI.
Hal tersebut, lantaran potensi pembukaan lahan yang besar tersebut harus melewati beberapa mekanisme perizinan serta dukungan dari Pemerintah Pusat.
"Kunjungan kita ke Enggano, untuk memastikan progres pembangunan jalan, serta kita juga bersama Pak Dandrem (Rachmad Zulkarnain, red), memantau irigasi yang jebol dan juga akan kita akan melakukan kerjasama manunggal untuk membantu para masyarakat yang akan membuka lahan persawahan," jelas Rohidin Mersyah.
Sementara, Kepala Desa Kahyapu Alamsyah menjelaskan, untuk di Desa Kahyapu sendiri memang tidak memiliki bendungan maupun irigasi untuk persawahan dan hanya memanfaatkan curah hujan untuk berladang.
Untuk lahan sawah cetak, di Desa Kahyapu sejauh ini terdapat berkisar 40 hektar lahan persawahan milik masyarakat.
"Persawahan ini tidak ada irigasi dan hanya mengandalkan curah hujan. Untuk sawah kita itu sekitar 40 hektar. Meskipun ada sawah cetak, masyarakat sini ada juga yang punya lahan padi darat," tutur Alamsyah.
Ditambahkannya, Padi Gogo sendiri merupakan alternatif bagi masyarakat yang ingin bertani namun curah hujan tidak turun. Masyarakat pun siap menanam di lahan seluas 10 hektar khusus untuk Padi Gogo.
"Padi Gogo ini alternatif bagi masyarakat apabila curah hujan kurang, untuk antisipasi itu maka kita akan tanam Padi Gogo ini. Kemaren kami juga sudah cek dengan masyarakat mereka siap menanam 10 hektar,” tutup Alamsyah.