Penetrasi Kendaraan Listrik Menguat, Pelaku Otomotif Ingin Hybrid Ikut Diberi Insentif
PAMERAN OTOMOTIF: Kanan, President Director Honda Surabaya Center, Ang Hoey Tiong dan Director HSC, Wendy Miharja (Tengah) saat kenalkan Honda e-Technology yang dipamerkan di IIMS 2024 yang digelar di Grand City Convention dan Exhibition Surabaya.-foto: jpg/koranrb.id-
''Dalam hal mendukung ekosistem kendaraan listrik, khususnya di Jawa Timur, PLN telah menyediakan 126 unit SPKLU dan 350 unit SPLU bagi kendaraan listrik di Jawa Timur. Dari jumlah tersebut, 65 unit SPKLU tersebar di sepanjang 23 titik lokasi di tol trans-Jawa Timur,'' ungkap General Manager PT PLN (Persero) UID Jawa Timur Agus Kuswardoyo yang ikut hadir dalam pembukaan pameran tersebut.
Diketahui ada sekitar 18 mobil berteknologi listrik yang dipamerkan produsen.
Mulai Wuling, MG, Chery, DFSK, hingga Mini yang memamerkan produk battery electric vehicle (BEV).
BACA JUGA:Lagi Populer, Modifikasi Motor Jadul Menjadi Sepeda, Ini Panduan Lengkapnya
Sementara itu, pabrikan seperti Honda, Toyota, dan Suzuki masih menonjolkan produk hybrid.
Director Honda Surabaya Center Wendy Miharja mengatakan, masyarakat belum bisa secara penuh menerima kendaraan listrik.
Apalagi, infrastruktur pendukung belum sematang kendaraan konvensional.
Karena itu, pabrikan Jepang tersebut masih ingin fokus pada mobil hybrid.
''Konsumen sebenarnya sadar bahwa listrik bisa mendorong efisiensi dan ramah lingkungan. Tapi, mereka masih ingin keandalan dari mesin pembakaran internal sehingga penerimaan hybrid menurut kami lebih tinggi,'' paparnya.
Penerimaan tersebut, lanjut dia, bisa jauh lebih tinggi andai pemerintah mau memberikan insentif.
Saat ini insentif pembebasan PPN hanya diberlakukan untuk EV.
Hybrid tidak mendapatkan insentif fiskal apa pun.
''Kalau saja dapat 50 persen dari stimulus mobil listrik, pasti harganya lebih menarik,'' jelasnya.(**)