Sudah Jadi Busana Populer, Ini Perjalanan Gamis dari Dulu Hingga Saat Ini

Sudah Jadi busana populer, ini perjalanan gamis dari dulu hingga saat Ini--Screenshot IG @aprilmop_shop1

Nabi Muhammad SAW sendiri sering memakai pakaian panjang yang mirip dengan gamis, dan ini menjadi salah satu alasan mengapa pakaian ini kemudian diadopsi oleh umat Muslim sebagai bagian dari sunnah (tradisi) Nabi. 

Seiring dengan penyebaran Islam ke berbagai wilayah, gamis mulai beradaptasi dengan budaya lokal. 

Di Timur Tengah, gamis tetap mempertahankan bentuk aslinya sebagai pakaian panjang yang sederhana.

BACA JUGA:15 Pohon yang dapat Dijadikan Bonsai, Salah Satunya Pohon Kesemek

BACA JUGA:Kamu Mau Tips Mudah Awet Muda? Coba Minum Kopi Sambil Santap Makanan Ini

Di Arab Saudi, misalnya, gamis dikenal dengan nama "thobe" untuk pria dan "abaya" untuk wanita.

Thobe biasanya berwarna putih atau krem dan dikenakan oleh pria, sedangkan abaya berwarna hitam dan dipakai oleh wanita, sering kali dipadukan dengan hijab.

Di negara-negara seperti Maroko dan Aljazair, gamis dikenal dengan nama "djellaba."

Djellaba memiliki ciri khas dengan tudung (hood) yang menyertainya dan sering kali dihias dengan bordir di sekitar leher dan dada.

BACA JUGA:Lakukan 7 Tips Ini, Agar Injeksi Mobil Tak Cepat Rusak

BACA JUGA:Ini Dia Daftar 13 Negara Lolos ke Putaran 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026, Ada Palestina, Indonesia?

Bahan yang digunakan juga bervariasi, tergantung pada iklim dan kesempatan penggunaannya.

Di India dan Pakistan, gamis dikenal sebagai "kurta" untuk pria dan "kameez" untuk wanita, yang sering kali dipadukan dengan celana longgar bernama "salwar."

Gamis di wilayah ini sering dihiasi dengan bordir yang rumit dan digunakan untuk acara-acara formal maupun sehari-hari.

Di Indonesia dan Malaysia, gamis dikenal sebagai "baju kurung" atau "baju kebaya."

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan