DBD Mukomuko Tembus 411 Kasus, Upaya Dinkes Mukomuko
DBD Mukomuko tembus 411 kasus, upaya Dinkes Mukomuko --firmansyah/rb
“Ini terjadi karena perubahan musim, maka dari penyakit DBD mewabah tidak hanya di Mukomuko. Terkait peringkat terbanyak kasus positif DBD kita juga meraih posisi ke 4 di Bengkulu,” sampainya.
Hamdan menambahkan, dalam upaya menekan kasus DBD tersebut Dinkes akan kembali menyalurkan serbuk abate yang merupakan larva sida kimia, dinilai efektif untuk membasmi jentik nyamuk. Termasuk jentik nyamuk aedes aegypti penyebab DBD.
BACA JUGA:Hingga Mei, 100 Warga Kaur Terjangkit DBD
BACA JUGA:DBD Tembus 240 Kasus di Seluma, Puskesmas Talang Tinggi Paling Tinggi, Hingga Mei 52 Kasus
Sedangkan untuk sistem pendistribusian serbuk abate akan tetap sama melalui pemerintah desa dan kelurahan.
Sebelumnya dari Januari hingga Mei 2024 Dinkes sudah membagikan 150 kilogram (Kg) serbuk abate untuk warga di 148 desa dan 3 kelurahan di Mukomuko.
“Kita baru saja mendapatkan tambahan bubuk abate sebanyak 120 kilogram dimana dalam minggu ini sudah rampung kita distribusikan ke 17 Puskesmas yang ada untuk diberikan kepada masing-masing Pemdes,”sampainya.
Lanjutnya, serbuk abate ini menjadi salah satu solusi mengatasi dan mencegah serangan penyakit DBD akibat nyamu.
BACA JUGA:Dikritik Warga, Dinkes Mukomuko Mulai Berantas Nyamuk DBD
BACA JUGA:Capai 88 Kasus, Gerak Massal Cegah DBD di Bengkulu Tengah
Cara penggunaan bubuk abate, dimasukkan ke dalam bak mandi atau wadah lain yang disinyalir bisa menjadi tempat bersarangnya nyamuk, selain itu juga serbuk ini tidak menimbulkan risiko terhadap manusia.
Maka dari itu warga tidak perlu khwatir mandi menggunakan air yang telah di masukan bubuk abate.
“Bubuk ini aman dan tidak akan menyebabkan efek samping kepada manusia, dia hanya membunuh larfa nyamuk saja,”ujarnya.
Hamdan juga menyampaikan pastinya gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dalam pelaksanaan akan terus dilakukan melibatkan beberapa stakeholder terkait seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mukomuko, Pihak Kecamatan, Pemerintah desa (Pemdes, TNI dan Polri.
BACA JUGA:Permintaan Fogging Tak Kunjung Dipenuhi, Warga Takut DBD Kecewa Kinerja Dinkes