Petani di Rejang Lebong Dapat Bantuan Benih dari Kementan, Antisipasi Dampak El Nino
BANTUAN: Sejumlah petani menerima bantuan alat dan benih padi dari Kementan.-foto: arie/koranrb.id-
BACA JUGA:Bisa Muat Hingga 7 Penumpang, Berikut Ini 8 Pilihan Mobil Cocok untuk Keluarga
Tantangan utama adalah terbatasnya lahan kosong yang tersedia, sehingga penanaman sering dilakukan di bawah tegakan atau tumpang sari dengan tanaman hortikultura atau perkebunan.
“Meskipun demikian, kondisi tanah di Rejang Lebong dianggap cukup baik dan sering digunakan untuk hortikultura, sehingga memiliki potensi yang bagus untuk budidaya padi gogo,” ujarnya.
Diketahui bahwa program Perluasan Areal Tanam (PAT) yang diinisiasi oleh Kementan tidak hanya difokuskan di Rejang Lebong.
Program ini juga melibatkan penanaman padi gogo secara serentak di seluruh Provinsi Bengkulu dengan total lahan sasaran mencapai 270 hektare.
Wilayah yang menjadi fokus utama adalah Kabupaten Bengkulu Selatan, Kaur, dan Kabupaten Seluma.
“Dengan adanya program ini, diharapkan seluruh Provinsi Bengkulu dapat meningkatkan produksi padi gogo sehingga ketahanan pangan dapat terjaga,” jelas Kusmiyadi.
Kusmiyadi juga menambahkan selain bantuan alat dan benih, pihaknya juga memberikan pendampingan teknis kepada para petani.
BACA JUGA:Krisis Pangan Mengancam, Pemprov Bengkulu Dorong Hilirisasi Industri Pengolahan Gabah
BACA JUGA:Ditinggal Keluar Kota, Rumah Pensiunan TU Unib di Pepabri Ludes Dilahap Api
Pendampingan ini meliputi cara penggunaan mesin pompa air, teknik budidaya padi gogo yang baik dan benar, serta pengelolaan lahan secara efisien.
“Pendampingan ini diharapkan dapat membantu petani untuk mengoptimalkan penggunaan bantuan yang diberikan dan mencapai hasil panen yang maksimal,” bebernya.
Selain itu, Kementan juga menggulirkan program-program lain yang mendukung ketahanan pangan di tengah perubahan iklim.
Program-program tersebut meliputi pembangunan dan rehabilitasi infrastruktur irigasi, penyediaan sarana dan prasarana pertanian, serta peningkatan kapasitas dan kompetensi petani melalui pelatihan dan penyuluhan.
“Semua program ini dirancang untuk memastikan bahwa petani memiliki akses yang cukup terhadap sumber daya yang dibutuhkan dan dapat beradaptasi dengan perubahan iklim yang terjadi,” kata Kusmiyadi.