Prospek Menjanjikan Industri Pengolahan Rumput Laut, Peluang Pasar Capai USD11,8 Miliar

INDUSTRI: Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika usai membuka Business Matching Industri Pengolahan Rumput Laut dengan Industri Pengguna di Jakarta, Selasa 25 Juni 2024.-foto: biro humas kemenperin/koranrb.id-

The Global Seaweed: New and Emerging Market Report tahun 2023 telah mengidentifikasi pangsa pasar baru yang akan berkembang pada tahun 2030 untuk produk-produk hilir rumput laut dengan potensi pasar sebesar USD11,8 miliar, yang antara lain meliputi biostimulan, bioplastik, aditif pakan hewan, nutraseutikal, protein alternatif, farmasi, dan tekstil.

“Untuk itu, diperlukan pengembangan dan inovasi produk untuk mendorong hilirisasi rumput laut menjadi produk-produk potensial tersebut,” tutur Putu.

Pengembangan hilirisasi berbasis sumber daya hayati, salah satunya rumput laut, akan semakin fokus dan berkembang seiring dengan masuknya komoditas rumput laut dalam tematik pengembangan hilirisasi industri berbasis SDA unggulan pada RPJMN 2025 - 2029.

Salah satu upaya Kemenperin untuk meningkatkan daya saing dan optimalisasi hilirisasi industri rumput laut dalam negeri adalah menjalin sinergi dengan berbagai K/L melalui afirmasi program dan kebijakan sesuai arahan Presiden dalam rangka percepatan hilirisasi industri rumput laut nasional. 

Selanjutnya, dalam rangka meningkatkan hilirisasi komoditas rumput laut melalui diversifikasi produk olahan rumput laut, Kemenperin mendorong kerja sama antara industri pengolahan rumput laut dengan industri pengguna, mendorong program sertifikasi TKDN, dan program restrukturisasi mesin atau peralatan bagi industri pengolahan rumput laut.

Untuk mendorong kerja sama antara industri pengolahan rumput laut dengan industri pengguna, Kemenperin menyelenggarakan Business Matching Industri Pengolahan Rumput Laut dengan Industri Pengguna pada 25-26 Juni 2024 di Jakarta. 

Ini merupakan business matching kedua untuk industri pengolahan rumput laut yang digelar Kemenperin.

BACA JUGA:Dikenal Sebagai Beras Terlarang, Ternyata Beras Hitam Kaya Akan Nutrisi

BACA JUGA:Makanan dan Minuman yang Wajib Dikonsumsi Saat Ibu Hamil

Pada tahun 2022 lalu, kegiatan serupa telah diselenggarakan dan berhasil mencatatkan transaksi kerja sama sebesar Rp6,3 Miliar.

Business Matching kali ini diikuti oleh 19 perusahaan industri pengolahan rumput laut yang menghasilkan produk berupa karagenan, agar-agar, bioplastik, biostimulan, dan pupuk. Dalam kegiatan tersebut juga dihadirkan industri pengguna rumput laut di sektor pangan dan nonpangan.

“Kami menyusun sesi sharing profil perusahaan industri pengolahan rumput laut sebagai media promosi dan pengenalan produk, dilanjutkan dengan pertemuan antara industri pengolahan rumput laut dengan industri pengguna,” jelas Putu.

Dalam rangkaian agenda Business Matching juga dilaksanakan seminar dengan tema “Future Market Outlook: Seaweed Application for Industry” dengan narasumber dari CBI Belanda, lembaga yang bergerak mendukung Industri Kecil dan Menengah di negara berkembang dan menghubungkannya dengan pasar Eropa dan regional.

Pada pembukaan Business Matching, Dirjen Industri Agro menyaksikan penandatanganan Point of Interest antara industri pengolahan rumput laut dengan industri penggunanya, yakni PT Algalindo Perdana dengan PT Karunia Alam Segar, PT Seaweedtama Biopac Indonesia dengan PT Kelleng Indo Kopi, serta PT Ijo Inovasi Indonesia dengan PT Asia Sejahtera Mina Tbk.

Business Matching kali ini ditargetkan mencatatkan transaksi kerja sama sebesar Rp15 miliar setelah kegiatan ini.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan